Mohon tunggu...
Arai Amelya
Arai Amelya Mohon Tunggu... Freelancer - heyarai.com

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Investasi Hijau, Kiamat 2011 dan Harapan 7 Miliar Orang di Pundak Indonesia

31 Juli 2022   22:25 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:34 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA

Dengan kendaraan Investasi Hijau, Indonesia mengusung agenda besar untuk menjadi salah satu penggerak utama dalam sebuah upaya keberlangsungan makhluk hidup dan lingkungannya lewat ekonomi, sang kunci peradaban.

Upaya Ekonomi Hijau memang sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu. Dalam kurun waktu 2010-2014, BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) memaparkan sebanyak 30,3% (sekitar Rp486 triliun) dari total investasi, sudah mengalir ke proyek Investasi Hijau. Dari jumlah itu, US$26,8 miliar adalah PMA (Penanaman Modal Asing) dan Rp139,1 triliun adalah PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Sumber foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA
Sumber foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA

Kini tak berlebihan rasanya disebutkan jika Presidensi G20 Indonesia bakal jadi tonggak sejarah penting bagi Indonesia dan dunia dalam melakukan transisi ke ekonomi hijau.

Bahkan hal ini juga didukung penuh oleh bank sentral Indonesia, Bank Indonesia (BI) yang siap melakukan migrasi ke arah bank sentral hijau. Bersama dengan otoritas terkait, BI menjamin ketersediaan pasar uang hijau, pembiayaan inklusif dan hijau untuk UMKM sampai ekonomi syariah yang berkelanjutan, seperti dilansir Kompas.

Tak heran kalau akhirnya Presidensi G20 adalah bukti positifnya persepsi pejabat tinggi negara-negara maju dalam menilai kekuatan ekonomi Indonesia, sekalipun dihantam krisis dan pandemi Covid-19. Sebagai satu-satunya anggota G20 di Asia Tenggara sekaligus perwakilan negara berkembang, acara ini adalah bentuk pengakuan atas status Ibu Pertiwi.

Menko Perekonomian Airlangga Hartanto bahkan menjelaskan tiga manfaat besar Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20.

Pertama, adanya peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun yang membuat penambahan PDB nasional menyentuh Rp7,4 triliun. Kedua, Presidensi G20 juga mampu menyerap sekitar 33 ribu tenaga kerja di berbagai sektor. Ketiga, branding Indonesia di tingkat global berdampak positif ke sektor akomodasi, food and beverage, serta tentunya pariwisata.

Tentu melihat berbagai hal yang diberikan, mendukung penuh Presidensi G20 adalah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan sebagai Warga Negara Indonesia.

Aku, kamu, kalian dan kita semua, akan jadi saksi seperti apakah roda ekonomi negeri ini akan menggelinding dan dampaknya secara global. Karena sebaik-baiknya negara, adalah negara yang memberikan manfaat bagi negara lain dan masyarakat dunia tentunya. So, Recover Together, Recover Stronger!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun