Bagiku, tidak ada yang lebih tepat untuk membungkus bentang alam luar biasa tanpa batas di Mandalika-Lombok itu selain Sport Tourism.
Wisata Olahraga, Nafas Masa Depan Mandalika-Lombok
Pagebluk Covid-19 memang menghantam sektor pariwisata di Indonesia. Bahkan dari proyeksi 19 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2021, Menparekraf Sandiaga Uno memangkasnya jadi 4-7 juta orang saja.
Butuh materi baru demi mengembangkan pasar wisata yang lebih luas. Memanfaatkan awareness masyarakat dunia akan pentingnya kesehatan akibat wabah corona, kutipan mens sana in corpore sano harus jadi slogan baru pelaku industri wisata.
Tak heran kalau UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia), menyebutkan jika olahraga akan menjadi katalis pembangkit denyut bisnis wisata, atau istilah kerennya sport tourism. Bahkan menurut UNWTO, sport tourism akan jadi sektor wisata dengan pertumbuhan tercepat.
Mandalika jelas jadi pilihan yang sangat tepat untuk menerapkan sport tourism, lewat paduan kearifan lokal dan bentang-bentang alam tanpa batasnya. Ada banyak sekali kegiatan olahraga pemacu adrenalin yang bisa dilakukan di seluruh penjuru Mandalika-Lombok.
Bagi pencinta lari, tantang dirimu lewat The Mandalika Ultra Trail 100. Ini adalah ajang lari lintas alam jarak jauh yang dimulai di pantai Kuta Mandalika lalu melaju ke arah timur. Sebelum akhirnya kembali ke sepanjang pantai perawan di arah barat dan mampir ke dusun Pangendan lalu finish di pantai Sekotong.
Enggan berlari dan memilih naik sepeda? Mandalika juga siap menggelar ajang serupa Tour de Singkarak lewat L'etape Indonesia by Tour de France pada Februari 2022 nanti, yang menawarkan dua lintasan sepanjang 125 km dan 75 km.
Lantas bagaimana jika bukan atlet profesional?
Tenang, kamu bisa langkahkan kaki ke Gunung Rinjani, lawan ombak di pantai Gerupuk atau snorkeling di pantai Tanjung Aan.
Inilah nafas masa depan pulau Seribu Masjid itu. Dengan keindahan alam dan sport tourism, Mandalika-Lombok akan menonjol sebagai permata Wonderful Indonesia.