Ini berbanding terbalik dengan gagasan "Poros Maritime Dunia" dimana seharusnya hamparan luas laut dengan potensi yang sangat besar bisa di manfaatkan untuk keberlangsungan ekonomi masyarakatnya terkhusunya nelayan.
Jika kita membuka data sejak tahun 2017 jumlah nelayan Indonesia menunjukan tren yang semakin menurun. Secara keseluruhan pada tahun 2017 sebanyak 2,7 juta orang yang berprofesi sebagai nelayan kemudian, 2018 sebanyak 2,6 juta dan terkahir pada 2019 tersisa 2,4 juta orang. Profesi sebagai nelayan Indonesia terbanyak di tempati Maluku sebanyak 237,3 ribu orang di susul Jawa Tengah dan jJwa Timur dengan masing -- masing jumlah sebanyak 223,6 ribu orang dan 187,1 ribu orang.
Penurunan jumlah nelayan sejak 2017 dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya: pencemaran kawasan perairan/laut akibat dari pengoperasian perushan-perusahan yang tidak mempertimbangan dampak ekologi menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut, reklamasi yang terjadi di banyak pantai Indonesia dan juga semakin tingginya biaya penanangkapan untuk melaut yang harus di tanggung nelayan, di tambah lagi dengan keberpihakan pemerintah terhadap para nelayan hanya bermuara pada judul-judul dan semata-mata hanya untuk membranding instasi-instansi terkait seolah-olah menjadi pejuang para nelayan namun faktanya kesejahteraan dan upaya perbaikan terhadap kondisi nelayan belum terdistribusikan kepada para nelayan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI