Kami akhirnya undur diri, mengucapkan terima kasih dan berusaha menyelipkan uang “terima kasih” kepada paman penjaga yang sangat ramah mau menjelaskan segalanya tentang sejarah dan segala hal yang kami tanya di kelenteng Tua Pek kong ini.
[caption caption="melambangkan rezeki dan kemakmuran yang telus mengalir kepada pengunjung kelenteng"]
Tapi dia tersenyum menggeleng, “terima kasih” katanya “ini sudah menjadi tugas saya” sambil menolak pemberian kami. Saya kagum dengan keyakinan dan pelayanan pria ini.
dibagian depan kelenteng terdapat gerbang laut yang melambangkan rezeki dan kemakmuran, ada juga lilin doa raksasa, dan tempat pembakaran kertas doa.
selesai dari kelenteng, kami bergegas ke pelabuhan. Saya tak mau di klakson kapal lagi. Sambil menunggu kapal berangkat kami makan ikan Selais goreng di pelabuhan. Enak dan terasa segar.
Setelah kapal siap berangkat, saya mengambil tempat sesuai dengan nomer tiket. Baru saja kapal menaikkan jangkar dan berjalan, saya keluar lagi dari ruang dalam geladak untuk melihat dermaga dan kota Selat panjang yang saya tinggalkan.
Saya memang tak melambaikan tangan tapi saya berlahan saya berucap “Terimakasih Selat panjang, untuk perjalanan yang memperkaya pikiran saya…!!”
Catatan perjalanan mengunjungi Selatpanjang, 3-4 Maret 2015
Selesai