Kawasan yang kami lewati tadi benar benar seperti gambaran Serial HBO yang dibintangi Ario Bayu, Serangoon Road. Yang menceritakan keadaan Singapura dimasa lalu. Kalau saja Paul D Barrond dari HBO tau tentang Selat panjang ini, mungkin dia tak perlu membuat Mega Set di Batam dan Singapura untuk keperluan Filmnya. Kampung Cina Selat Panjang sangat Serangoon road.
Saya membayangkan, mereka men-cat ulang bangunan bangunan tua disini dengan warna warna oriental, membuang tenda tenda jualan yang tak perlu, menutup akses kendaraan, dan menggelar meja dan kursi di tengah jalan, pun jangan lupa hidupkan hio dan lampion dimalam hari, plus pakaikan mereka sergam melayu tionghoa yang memorizing itu. Saya yakin orang orang akan rela membayar mahal untuk menikmati pusat kuliner ter eksotik ini.
Festival Perang Air
Sebenarnya tak ada yang benar benar disebut kampung cina dan kampung Melayu di kota Selat Panjang ini, semuanya bercampur baur. Masjid berhimpit dinding dengan vihara, anak anak tionghoa magang belajar lapangan di Bank Syariah, penjual kedai kopi melayu memanaskan air, sedang tukang ngudut yang santai disudut terkekeh kekeh itu seorang aki aki tionghoa. Mereka sudah jadi satu identitas tersendiri.
Konon di Tahun Baru Bulan, yang baru saja usai ketika saya datang. Masyarakat Selat Panjang punya tradisi unik. Sebelum Tahun Baru Imlek, perantau perantau tionghoa di Pekanbaru, Bengkalis, Sungai Pakning, Malaysia, dan Singapura akan meramaikan Kota, mungkin semacam mudik lebaran.
[caption caption="foto sumber : http://oketimes.com/photo/dir022015/oketimes_Tradisi-Festival--Perang--Air-Saat-Imlek-di-Meranti-Daya-Tarik-Wisata-Daerah.jpg"]
Perayaan dimulai dengan Perang Air selama 6 hari berturut turut. Caranya banyak warga berlakon bak warior setiap petang, tiap warga akan menenteng Pistol Air, atau bahkan granat granat air yang akan disemprotkan dan dilempar ke warga lain. Semuanya berkeliling kota menggunakan becak motor. Tak peduli tionghoa atau melayu siapapun yang lewat di petang perayaan perang air maka pasti akan diserbu oleh semburan air yang sudah disiapkan warga.
Tak hanya warga biasa, bahkan Bupati, Kapolres, atau pejabat daerah manapun tetap halal untuk di “Perangi” di perayaan ini. Di perayaan Imlek Februari lalu, Bupati Meranti, Irwan menyerah diputaran pertama setelah basah kuyub diserang warga dengan pistol air. Konon perayaan ini menyedot turis sampai hongkong, Singapura, Daratan China, Taiwan dan Australia.
Selain karena Perang Air di hari ketujuh mereka punya perayaan Cue Lak, perayaan hari utama yang dimulai dengan Pesta Kembang api. lalu diiringi dengan menggiring Tandu Patung Dewa yang membebaskan kekuatan jahat di Pulau serta membagikan kemakmuran kepenjuru kota. Arak arakan juga akan diikuti dengan iring iringan Barongsai, Tari Liong, Bahkan Reog.
Perayaan ini termasuk perayaan terbesar di Riau bersama sama dengan Festival Bakar Tongkang Di Bagan Siapi Api, dan Imlek di Bengkalis. Yang utama dari perayaan ini adalah pelibatan seluruh entitas masyaraat Selat Panjang.
Saya terdiam sejenak mendengar cerita ini. Semacam memberikan saya defenisi baru tentang kebangsaan. Tentang berbagi tanah yang sama dengan kebebasan berekspresi yang kian mahal.