Akhirnya, setelah melewati pemeriksaan ketat layaknya di bandara, kami berhasil masuk! Anehnya kami tidak diminta membeli tiket. Gratis! Namun kami juga tidak mendapatkan apapun, baik booklet museum, audio guide atau hanya sekadar selembar denah museum.
Komplek Auschwitz cukup luas dan terdiri dari banyak bangunan. Tanpa denah museum, pemandu ataupun wifi, kami seperti dua anak tersesat! Tidak tahu harus ke mana dan memulai dari mana...
Auschwitz Memorial Museum
Selewat pintu gerbang, kami betul-betul tidak tahu harus memulai dari mana. Kamp Konsentrasi Auschwitz terdiri atas 28 bangunan bata (blok). Awalnya, komplek ini adalah markas tentara Polandia yang dijadikan kamp konsentrasi NAZI sejak tahun 1940. Kini, beberapa bangunannya dijadikan ruang pamer museum.
Setiap bangunan ternyata memiliki tema pameran yang berbeda-beda. Pertama-tama, kami memasuki bangunan (blok) yang ternyata menceritakan mengenai kehidupan tawanan di Auschwitz. Dahulu, satu bangunan bata bertingkat 2 tersebut bisa dihuni oleh 1.200 tawanan!
Awalnya mereka tidur di lantai, hanya beralaskan matras yang diisi jerami. Pada perkembangan selanjutnya, setiap kamar dilengkapi tempat tidur bertingkat. Diperlihatkan pula seragam garis-garis yang dipakai oleh para tawanan di kamp.
Tawanan juga harus berbagi toilet! Seperti apa bentuknya? Ugh, jauh dari manusiawi deh pokoknya!
Bagaimana dengan makanan? Tawanan diberikan 3x porsi makan. Namun, sarapan hanya berupa teh atau kopi tawar, makan siang berupa sup, dan makan malam berupa sepotong roti dengan potongan kecil sosis/keju/mentega. Pantas banyak tawanan yang mati kelaparan!
Lalu, kami memasuki bangunan yang berisi mengenai ”data” berupa foto dan arsip. Di bangunan ini diceritakan siapa saja yang pernah ditawan di Auschwitz selama periode 1940-1945. Mereka adalah etnis Yahudi dari berbagai negara, tawanan politik dari Polandia dan Uni Soviet, serta kaum Gipsy.
Total ada sekitar 1.1 juta orang yang pernah ditawan di Auschwitz. Untuk mengenang para tawanan, nama-nama mereka dituliskan di “buku“ yang sangat tebal: The Book of Names. Bukunya di display secara horizontal sehingga memudahkan pengunjung untuk membuka halaman-halamannya.