Jadi, ketika kami keluar dari museum dan ada taksi yang baru saja menurunkan penumpang, tanpa berfikir panjang kami langsung masuk ke dalam taksi dan kembali ke pusat kota ke tempat konferensi diselenggarakan. Untungnya kali itu kami dapat supir taksi yang baik dan tidak memutar-mutarkan kami!
Selain itu, berdasarkan informasi di website museum, tahun 2015 tata pamer museum diubah dalam rangka memperingati 100 tahun peristiwa genosida tersebut. Ruang pamer diperluas dan kontennya ditambah.Â
Banyak informasi sejarah baru dan dokumen-dokumen baru yang dipamerkan. Informasi di website tersebut membuat saya jadi penasaran, apakah ada yang pernah mengunjungi Armenian Genocide Museum diatas tahun 2015?
*Tulisan ini dipublikasikan di buku karya penulis berjudul #MuseumTravelogue Asia (2019) yang diterbitkan oleh Stiletto Indie Book (Yogyakarta). Tulisan ini juga dipublikasikan di blog pribadi penulis: www.museumtravelogue.com.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H