Mohon tunggu...
Siti Zahra
Siti Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2024 Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Suku dengan Kepercayaan Animisme: Suku Boti

16 Desember 2024   21:29 Diperbarui: 16 Desember 2024   21:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://akcdn.detik.net.id/customthumb/2010/12/09/1025/detik_Boti_a.JPG?w=700&q=90

Serupa dengan Meo Mone, Meo Forte merupakan pembantu Usif yang mengemban tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat suku boti. Mone Fote bisa diumpamakan sebagai pasukan kepolisian yang ada di sistem kerajaan suku boti.

Kalau begitu bagaimana sih cara mereka mencari sumber penghasilan?? Nah Masyarakat suku Boti memiliki beberapa mata pencaharian, seperti bertani, beternak dan juga membuat kain tenun. Bertani merupakan mata pencaharian utama di suku Boti karena Indonesia ini adalah negara agraris, teknik bercocok tanam ini juga telah dikenal sejak masa prasejarah hingga sekarang. Di Suku Boti ini mereka menggunakan metode "slash and burn" (tebas dan bakar) untuk membuka lahan baru, tetapi selalu melaksanakan ritual adat terlebih dahulu untuk meminta izin kepada Dewa Langit (Uis Neno) agar tanaman mereka tumbuh dengan baik. Mereka juga beternak dan memelihara hewan ternak seperti ayam, babi, sapi, dan kambing, yang menjadi sumber tambahan penghidupan mereka. Bertani dan beternak ini adalah pekerjaan untuk pria, sementara wanita bertugas untuk memasak, mengurus anak dan juga membuat kain tenun. Kain tenun yang diproduksi secara tradisional, dan terbuat dari  kapas dan diwarnai dengan pewarna alami dari tumbuhan.

Masyarakat ini tidak menjalani pendidikan formal, tetapi Suku Boti, seperti banyak suku adat lainnya, memperoleh pengetahuan melalui pengalaman secara turun-temurun dari nenek moyang mereka dan interaksi yang mendalam denganalam sekitar mereka. Pengetahuan ini dipelajari dan diwariskan secara lisan serta melalui praktek sehari-hari baik dari pengetahuan tentang pertanian,ramuan obat dan adat istiadat. Pengetahuan tentang pertanian selain dari nenek moyang mereka juga berasal dari interaksi mereka dengan suku suku di sekitar mereka meskipun memiliki kebudayaan dan bahasa yang khas, tidak terisolasi sepenuhnya. Mereka Mungkin memperoleh teknik-teknik baru untuk meningkatkan metode pertanian mereka dengan cara mempelajari sistem pertanian dari suku-suku tetangga yang memiliki pengetahuan atau pengalaman berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun