Peningkatan Kualitas Transportasi Umum: Penyediaan layanan transportasi umum yang efisien, nyaman, dan tepat waktu dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi. Integrasi antara berbagai moda transportasi umum seperti bus, kereta api, dan angkutan kota juga harus ditingkatkan agar perpindahan antarmoda menjadi lebih mudah.
Pengembangan Sistem Park and Ride: Sistem ini memungkinkan masyarakat untuk memarkir kendaraannya di tempat parkir khusus di pinggiran kota dan melanjutkan perjalanan dengan transportasi umum. Sistem park and ride yang terintegrasi dapat mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke pusat kota.
Penerapan Kebijakan Pembatasan Kendaraan Bermotor: Kota-kota besar dapat menerapkan kebijakan seperti pembatasan kendaraan berdasarkan nomor plat (misalnya sistem ganjil-genap), pengenaan tarif masuk pusat kota (congestion pricing), atau pembatasan pembangunan area parkir baru di pusat kota.
Pengembangan Area Pejalan Kaki: Pembangunan trotoar yang lebar, nyaman, dan aman bagi pejalan kaki, serta penerapan konsep "pedestrian zone" di pusat-pusat keramaian dapat mendorong masyarakat untuk berjalan kaki. Hal ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.
Contoh penerapan strategi ini dapat dilihat di Kota Tokyo, Jepang, yang memiliki salah satu sistem transportasi umum terbaik di dunia. Dengan jaringan kereta api yang mencakup seluruh kota dan sekitarnya, ditambah dengan layanan bus dan taksi yang terintegrasi, sebagian besar penduduk Tokyo memilih menggunakan transportasi umum untuk aktivitas sehari-hari. Selain itu, area pejalan kaki di pusat-pusat perbelanjaan utama seperti Ginza dan Shibuya sangat luas dan nyaman, yang mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki daripada menggunakan mobil.
Menuju Mobilitas Perkotaan yang Berkelanjutan
Transportasi berkelanjutan adalah kunci untuk menciptakan kota yang layak huni, ramah lingkungan, dan inklusif. Untuk mewujudkan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan, perlu adanya sinergi antara perencanaan kota, pengembangan infrastruktur transportasi, dan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Konsep Bike Friendly City dan diversifikasi moda transportasi adalah beberapa langkah konkret yang dapat diterapkan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien.
Kasus-kasus keberhasilan seperti Copenhagen dan Tokyo menunjukkan bahwa dengan perencanaan dan kebijakan yang tepat, kota-kota dapat berkembang menjadi pusat mobilitas yang berkelanjutan, yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di Indonesia, upaya menuju transportasi perkotaan yang berkelanjutan harus terus ditingkatkan dengan mengedepankan pembangunan infrastruktur yang mendukung moda transportasi ramah lingkungan, serta edukasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mobilitas yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H