Salah satu contoh praktik baik adalah pengembangan konsep Entrepreneur Spirit dalam pengembangan aset daerah yang melibatkan perguruan tinggi  bisa dilakukan. Konsep ini bukan hanya mendukung perguruan tinggi dalam mengajarkan kewirausahaan dalam kurikulum, tetapi juga membangun ekosistem yang mendukung pengembangan bisnis dan inovasi di di daerah berbasis akademisi.Â
Dengan mengintegrasikan kewirausahaan dalam pengembangan aset daerah dengan melibatkan  perguruan tinggi dapat menjadi tonggak penting dalam mengembangkan kewirausahaan nasional dan usaha usaha kreatif dan inovatif berkelanjutan.
Perguruan tinggi yang sukses dalam menciptakan lingkungan kewirausahaan telah menunjukkan dampak positif bagi ekonomi lokal. Misalnya, mereka berhasil menciptakan generasi lulusan yang tidak hanya mencari pekerjaan tetapi juga menciptakan pekerjaan. Selain itu, perguruan tinggi yang berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung kewirausahaan juga dapat menarik minat investor dan membangun jaringan dengan dunia industri, sehingga memperkuat ekosistem startup di dalam kampus.
Praktik baik lainnya adalah upaya digitalisasi dalam pengelolaan pajak daerah dan layanan publik. Beberapa daerah telah berhasil mengimplementasikan sistem pajak berbasis digital yang memudahkan warga untuk melakukan pembayaran pajak secara online. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak, tetapi juga mengurangi potensi kebocoran penerimaan daerah.
Selain itu, kepala daerah yang cerdas juga telah memanfaatkan potensi lokal, seperti sektor pariwisata dan industri kreatif, untuk meningkatkan pendapatan daerah. Di beberapa daerah, pengembangan destinasi wisata berbasis kearifan lokal telah berhasil menarik wisatawan domestik dan internasional, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Dalam menghadapi tantangan defisit anggaran, beberapa kepala daerah telah menunjukkan praktik pengelolaan utang yang bijak. Mereka berhasil mengurangi ketergantungan pada utang melalui optimalisasi penerimaan daerah dan efisiensi pengeluaran. Dengan demikian, mereka dapat menjaga stabilitas fiskal daerah sekaligus mendukung program pembangunan yang berkelanjutan.
Modal maju bagi kepala daerah  dalam menghadapi tantangan ekonomi dan menurunnya pendapatan kelas menengah Indonesia sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk mengelola potensi lokal dan menerapkan kebijakan yang inovatif. Penurunan daya beli masyarakat kelas menengah memerlukan perhatian serius, karena kelas ini merupakan penggerak utama konsumsi domestik yang menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk mengatasi tantangan ini, kepala daerah perlu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui investasi, ekspor, dan pengembangan sektor-sektor strategis seperti ekonomi digital, pariwisata, dan industri kreatif. Selain itu, reformasi struktural di tingkat daerah, termasuk digitalisasi layanan publik dan pengelolaan pajak, juga menjadi kunci dalam meningkatkan penerimaan daerah dan menjaga stabilitas fiskal.
Praktik baik yang telah diterapkan oleh beberapa kepala daerah, seperti pengembangan Entrepreneur Spirit dalam pengelolaan aset daerah dan pengelolaan utang yang bijak, dapat dijadikan inspirasi bagi kepala daerah lainnya dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Dengan modal maju yang tepat, kepala daerah dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam memperkuat perekonomian lokal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H