Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Trisakti dan Marheisme: Konsep Soekarno untuk Indonesia Emas 2045

24 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 24 Juni 2024   07:34 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Trisakti dan Bonus Demografi 2030

Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif (15-60 tahun) akan mencapai sekitar 190 juta atau 69,3% dari total populasi. Bonus demografi ini merupakan peluang emas yang dapat menjadi modal penting menuju Indonesia Emas 2045 dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Namun, jika potensi ini tidak dikelola dengan baik, Indonesia dapat menghadapi berbagai permasalahan sosial yang serius.

Untuk memanfaatkan bonus demografi ini, Indonesia harus dapat merespon dengan cepat dan memastikan strategi yang tepat. Prinsip-prinsip Trisakti dapat menjadi landasan dalam menghadapi tantangan ini. Dengan berdaulat dalam politik, Indonesia dapat memastikan kebijakan yang pro-rakyat dan mendukung pembangunan berkelanjutan. 

Dengan berdikari dalam bidang ekonomi, Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan meningkatkan daya saing ekonomi. Dengan berkepribadian dalam berkebudayaan, Indonesia dapat membangun karakter bangsa yang kuat dan bersatu dalam menghadapi perubahan global.

Soekarno, dengan visi revolusioner dan gagasan-gagasannya yang inspiratif, telah memberikan dasar yang kuat bagi pembangunan Indonesia yang merdeka dan mandiri. Konsep Marhaenisme dan Trisakti yang dikembangkannya menekankan pentingnya pemberdayaan rakyat, kemandirian ekonomi, dan kebudayaan nasional sebagai identitas bangsa. 

Dalam menghadapi tantangan bonus demografi 2030, prinsip-prinsip Trisakti dapat menjadi panduan untuk mengelola potensi ini dengan baik dan mencapai Indonesia Emas 2045.

Penting bagi generasi penerus untuk memahami dan mengaplikasikan gagasan-gagasan Soekarno dalam konteks modern. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran politik yang tinggi, bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan global dan meraih kejayaan yang sejati. Soekarno telah menunjukkan jalan, sekarang saatnya bagi kita untuk melanjutkan perjuangan dan mewujudkan visi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun