Konsep Trisakti adalah salah satu gagasan utama Soekarno yang bertujuan untuk membangkitkan mental kejayaan nusantara dan mengangkat martabat bangsa Indonesia. Trisakti terdiri dari tiga prinsip utama:
Berdaulat dalam Politik
Berdikari dalam Bidang Ekonomi
Berkepribadian dalam Berkebudayaan
Soekarno mengembangkan konsep ini berdasarkan pengalaman kolonialisme di Indonesia yang telah merusak mental bangsa, sistem perekonomian yang tergantung pada pasokan asing, serta mental terjajah yang menggerus budaya bangsa.
Berdaulat dalam Politik
Prinsip pertama, berdaulat dalam politik, menekankan pentingnya kedaulatan politik Indonesia di tengah dinamika global. Soekarno percaya bahwa bangsa Indonesia harus memiliki kedaulatan politik yang penuh dan tidak tergantung pada kekuatan asing.Â
Ini berarti bahwa Indonesia harus memiliki kebijakan luar negeri yang independen dan mampu mempertahankan kepentingan nasional di forum internasional. Kedaulatan politik ini juga berarti bahwa bangsa Indonesia harus bersatu dan memiliki kesadaran politik yang tinggi untuk melawan segala bentuk intervensi asing.
Berdikari dalam Bidang Ekonomi
Prinsip kedua, berdikari dalam bidang ekonomi, menekankan pentingnya kemandirian ekonomi Indonesia. Soekarno menyadari bahwa selama masa kolonial, sistem perekonomian Indonesia sangat tergantung pada pasokan asing dan dikuasai oleh kekuatan kolonial. Oleh karena itu, Soekarno mendorong pembangunan ekonomi yang mandiri dan berbasis pada sumber daya lokal.Â
Beliau menekankan pentingnya industrialisasi, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan sektor pertanian untuk mencapai kemandirian ekonomi. Dengan berdikari dalam bidang ekonomi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Berkepribadian dalam Berkebudayaan
Prinsip ketiga, berkepribadian dalam berkebudayaan, menekankan pentingnya kebudayaan nasional sebagai identitas dan kekuatan bangsa. Soekarno percaya bahwa mental terjajah yang menggerus budaya bangsa harus dilawan dengan menghidupkan kembali semangat gotong royong dan nilai-nilai kebudayaan lokal.Â
Kebudayaan nasional harus menjadi landasan bagi pembangunan karakter bangsa dan solidaritas sosial. Dengan berkepribadian dalam berkebudayaan, bangsa Indonesia dapat mempertahankan identitas dan martabatnya di tengah arus globalisasi.