Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Menakar Calon Bupati Sidoarjo

12 September 2020   07:21 Diperbarui: 12 September 2020   08:35 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua kita terobong record Kelana Aprilianto ini, Caleg dari partai Hanura ini juga kurang beruntung di Pemilu 2019. Di kontestasi pemilu 2019 ini Kelana yang juga menjadi ketua DPD Partai Hanura hanya meraup 7.266 suara  Sedangkan Achmad Mundlor, juga pernah tercatat sebagai calon tidak tetap anggota legislatif PKB untuk DPRD Sidoarjo dapil  Sukodono- Taman, namun tidak melanjutkan pencalonannya sehingga namanya pun tidak muncul di lembar suara pemilu 2019.

Namun demikian, memerintah sebuah kabupaten tidak lah tergantung kepada satu sosok figur, masih banyak faktor lain yang menunjang diantaranya tim yang mendukung, program kerja yang ditawarkan. Menilik beberapa periode pemilu daerah kebelakang tidak ada kandidate kepala daerah yang tidak memiliki program yang baik. Hampir semua kandidate seolah menawarkan program yang mungkin "sundul langit", Diskursus program akan hanya jadi sampingan dan pelengkap administrasi pada masa pendaftaran calon kepala daerah dan masa kampanye. Lagi lagi kemampuan mengeksekusi akan menjadi pembeda ketika terpilih.

Bagaimana model kampanye yang efektif dimasa pandemic seperti saat ini? Kampanye dimasa pandemik COVID19 saat ini menarik, Karena hanya mereka yang mampu "menerobos" kebijakan untuk tidak membuat kerumunan dan "makan makan" mungkin yang akan diuntungkan. "Tim Buzzer" yang memanfaatkan media social dan group group online komunitas akan memegang kunci membangun opini calon pemilih.
Isue calon Milineal sangat mungkin dimainkan dalam era disrupsi sepeti saat ini. Namun isue calon milenial ini akan efektif bila sang calon terlihat mampu membangun usaha sendiri, membangun karier diluar bayang bayang "keluarga". Namun bila masih mengekor nama besar keluar issue " anak mami" atau issue "dynasti" akan menjadi boomerang.

Kalaupun dari ketiga Kandidate ini memiliki kriteria ideal terus mengunakan tag line " mari kita Jemput perubahan" apakah kita bisa optimis akan mendapatkan pemimpin yang lebih baik? Belum tentu

Mengakhir tulisan ini saya mau mengutip sabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya".
(hadits Abu Huroiroh di dalam Shohih Bukhori)

Kita lihat saja Sidoarjo karakter pemilihnya seperti apa? Apakah akan melanjutkan sejarah menjadi kabupaten yang "auto pilot" seperti yang jadi gunjingan netizen selama ini ataukan menjadi kabupaten yang innovatif?  Hanya waktu yang akan menjawabnya
Wis ndak wayahe Sidoarjo Autopilot maneh rek!

Achmad Room Fitrianto

Arek Darjo Asli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun