Dalam rimbun doa, dan aku menjadi pesakitan untuk membayar riba kasih yang terus berbunga, kini
Mataku telah terjerumus dalam segala lakmus yang membungkusmu tanpa kecuali
Tak ada rumah yang tegak berdiri, kecuali
Aku tanam mantra ini.
Rumah yang menyimpan rambu-rambu jalanan
Rumah yang menggelar peta-peta kota
Rumah yang menanam bunga-bunga pada halamannya
Adalah rumah yang tegak dengan keindahan.
Dan sungai-sungai tiada kering, karena para nelayang selalu berangkat kelaut lepas,
Sepanjang musim.
Mengabarkan pada benua lain
yang tak pernah tersentuh nelayan laju
Ini mataku yang aku congkel
adalah kesaksianku kepadamu.