Mohon tunggu...
Aradea Rofixs
Aradea Rofixs Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktifitas: wirasuasta : suka membaca. Suka berimajenasi. Penggiat sastra komunitas tangan bicara pekalongan. : wira usaha, suka seni. Kesenian, filsafat, puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Ada Ruang Tersisa di Matamu

13 September 2013   18:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam rimbun doa, dan aku menjadi pesakitan untuk membayar riba kasih yang terus berbunga, kini

Mataku telah terjerumus dalam segala lakmus yang membungkusmu tanpa kecuali

Tak ada rumah yang tegak berdiri, kecuali

Aku tanam mantra ini.

Rumah yang menyimpan rambu-rambu jalanan

Rumah yang menggelar peta-peta kota

Rumah yang menanam bunga-bunga pada halamannya

Adalah rumah yang tegak dengan keindahan.

Dan sungai-sungai tiada kering, karena para nelayang selalu berangkat kelaut lepas,

Sepanjang musim.

Mengabarkan pada benua lain
yang tak pernah tersentuh nelayan laju
Ini mataku yang aku congkel
adalah kesaksianku kepadamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun