Setidaknya bagi saya, semua karya seniman pada dua pameran itu adalah karya terbaik seniman, dan patut diacungi jempol. Keren menewen. Sip markusip.
Catatan Akhir
Menyudahi ulasan remah-remah rengginang rempeyek kerupuk rambak dalam kaleng Kong Guan ini, sekali lagi, penting untuk dicatat bahwa nyangkruk di pameran lukisan bukan sekadar kegiatan santai biasa, melainkan suatu bentuk kontemplasi ringan, penghormatan terhadap seni, kreativitas, kebudayaan dan apresiasi pada seniman.
Dengan merenung sejenak lebih dalam misalnya, kita sebagai pengunjung dapat merasakan pesan aroma nilai keutamaan kehidupan, atau kekayaan seni yang terkandung dalam setiap karya.
Hal ini menciptakan sebuah pengalaman individu yang unik pada ajang pameran seni lukisan yang jauh lebih bermakna dan mendalam. Iya tidak? ya semogalah iya.
Pendeknya, bahwa nyangkruk di pameran lukisan bukan hanya tentang duduk bersama teman-teman komunitas, tetapi juga membuka pintu hati, olah rasa, pandangan dan jangkauan pikiran, untuk memperoleh manfaat pengalaman batin yang lebih dalam dari prosesi sebuah ajang seni.
Jadi, setiap kali Anda berkesempatan mengunjungi pameran lukisan bersama kawan-kawan komunitas misalnya, cobalah ikuti, santai saja, jangan ragu untuk nyangkruk dan nikmati segala keindahan dan kebermanfaatan yang dapat diperoleh dari seni dan ruang karya senimannya.
Dan sesudah itu, rasakan apa faedahnya kegiatan itu bagi Anda pribadi? Jika berkenan, ceritalah kepada saya atau kawan komunitas Anda di dinding Kompasiana ini. Salam nyangkruk. Salam sehat jiwa raga dan pikiran.
SELESAI-penulis adalah peserta Ngetem Bersama Komunitas KOPAJA71 di Bentara Budaya dan Galeri Seni Nasional, Jakarta pada Januari 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H