Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Langkah Jitu Memikat Hati Pemilih Bimbang di Pemilu 2024

18 Desember 2023   08:13 Diperbarui: 18 Desember 2023   22:02 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi langkah jitu memikat hati pemilih bimbang di pemilu 2024 (sumber image: freepik.com) 

JAKARTA, -Pemilihan umum (pemilu) 2024 akan segera tiba. Para partai politik dan tim calon presiden (capres) sudah mulai gencar melakukan kampanye untuk menarik simpati masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang menjadi target utama adalah pemilih bimbang.

Pemilih bimbang adalah pemilih yang belum menentukan pilihannya pada saat pemilu. Dalam perspektif ilmu politik, dikenal dua golongan yang termasuk pemilih bimbang, yaitu swing voters dan undecided voters.

Keduanya memiliki karakteristik yang sama, yaitu belum menentukan pilihannya pada saat pemilu. Namun, ada beberapa perbedaan antara kedua istilah tersebut.

Swing voters adalah pemilih yang sudah memiliki pilihan, tetapi pilihannya masih bisa berubah. Pemilih ini biasanya akan mengubah pilihannya berdasarkan dinamika politik yang terjadi menjelang pemilu.

Misalnya, jika ada kandidat yang mengeluarkan kebijakan yang menarik atau jika ada kandidat yang melakukan kesalahan fatal.

Undecided voters adalah pemilih yang benar-benar belum memiliki pilihan. Pemilih ini biasanya masih mempertimbangkan berbagai faktor, seperti visi dan misi, program kerja, track record, dan kepribadian kandidat.

Secara umum, pemilih bimbang adalah pemilih yang memiliki sikap yang tidak menentu dan mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Karakteristik Pemilih Bimbang

Berdasarkan survei Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023, jumlah pemilih bimbang di pemilu 2024 mencapai 28,7 persen. Jumlah ini meningkat signifikan dari survei sebelumnya yang hanya 15,4 persen. Dikutip dari laman berita Kompas.com (11/12/2023).

Sebaran pemilih bimbang di pemilu 2024 didominasi oleh pemilih muda, yaitu sebesar 37,2 persen untuk pemilih usia 17-24 tahun dan 31,3 persen untuk pemilih usia 25-39 tahun. Sementara itu, pemilih bimbang paling sedikit berasal dari kelompok usia 60 tahun ke atas, yaitu sebesar 23,3 persen.

Pemilih bimbang juga tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun, jumlah pemilih bimbang paling tinggi terdapat di Pulau Jawa, yaitu sebesar 31,8 persen. Sementara itu, jumlah pemilih bimbang paling sedikit terdapat di Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 19,4 persen.

Survei Litbang Kompas juga mencatat bahwa pemilih bimbang di pemilu 2024 memiliki karakteristik sebagai berikut:

Usia: Mayoritas pemilih bimbang berusia 24-40 tahun (31,2 persen) dan 41-60 tahun (34,9 persen). Jenis kelamin: Mayoritas pemilih bimbang adalah laki-laki (51,7 persen). 

Pendidikan: Mayoritas pemilih bimbang memiliki pendidikan tinggi (43,9 persen). Pekerjaan: Mayoritas pemilih bimbang adalah pekerja swasta (36,8 persen). Agama: Mayoritas pemilih bimbang adalah Muslim (87,8 persen).

Pengaruh dari beberapa Faktor

Adapun beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi pemilih bimbang untuk menentukan pilihan, menurut catatan penulis, di antaranya:

Visi misi: Pemilih bimbang ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh capres atau partai politik jika terpilih.

Program kerja: Pemilih bimbang ingin tahu program kerja apa yang akan dijalankan oleh capres atau partai politik.

Track record: Pemilih bimbang ingin tahu kinerja capres atau partai politik di masa lalu.

Komunikasi: Pemilih bimbang ingin tahu cara berkomunikasi capres atau partai politik.

Isu-isu terkini: Isu-isu terkini, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, juga dapat mempengaruhi pilihan pemilih bimbang.

Dengan kata lain, pada pemilu 2024 jumlah pemilih bimbang diperkirakan akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya jumlah pemilih milenial, semakin terbukanya akses informasi, dan semakin kompleksnya isu-isu politik.

Dengan memahami karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilih bimbang di atas, partai politik dan capres dapat menyusun strategi yang tepat untuk memikat hati mereka.

Oleh karena itu, para partai politik dan tim capres harus mempersiapkan strategi yang tepat untuk memikat hati pemilih bimbang. Artinya, bisa jadi memikat hati pemilih bimbang menjadi tantangan tersendiri bagi para partai politik dan tim capres.

Ulasan singkat ini adalah pandangan pribadi, dan menjawab pertanyaan: apa saja tantangan yang dihadapi dalam meraih simpati pemilih bimbang di pemilu 2024? Dan apa langkah jitu yang bisa dipakai untuk memikat hati para pemilih bimbang tersebut? Mari kita bahas soal ini satu demi satu. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Beberapa tantangan

Menurut catatan penulis, berikut adalah beberapa tantangan yang berpotensi dihadapi dalam meraih simpati pemilih bimbang. Antara lain:

Pemilih bimbang memiliki tingkat kesadaran politik yang rendah. Mereka biasanya tidak terlalu memantau perkembangan politik dan tidak terlalu memahami isu-isu politik. Oleh karena itu, partai politik dan capres harus mampu menyampaikan pesan-pesannya dengan cara yang mudah dipahami oleh pemilih bimbang.

Pemilih bimbang memiliki sikap yang kritis. Mereka akan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan pilihannya. Oleh karena itu, partai politik dan capres harus mampu meyakinkan pemilih bimbang bahwa mereka adalah pilihan yang tepat.

Pemilih bimbang mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal tersebut, seperti opini publik, media sosial, dan kampanye hitam, dapat mempengaruhi pilihan pemilih bimbang. Oleh karena itu, partai politik dan tim capres harus mampu mengendalikan faktor-faktor eksternal tersebut.

Bagaimana mengatasi tantangan?

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, partai politik dan tim capres dapat melakukan beberapa hal, seperti misalnya:

Melakukan kampanye yang efektif. Kampanye yang efektif dapat dilakukan dengan cara menyampaikan pesan-pesan yang jelas, menarik, dan mudah dipahami. Partai politik dan capres juga harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemilih bimbang.

Membangun citra yang positif. Partai politik dan capres harus mampu membangun citra yang positif di mata pemilih bimbang. Citra yang positif dapat dibangun dengan cara menunjukkan kinerja yang baik, memiliki komitmen yang kuat, dan memiliki integritas yang tinggi.

Melakukan riset dan analisis. Partai politik dan capres harus melakukan riset dan analisis untuk memahami kebutuhan dan harapan pemilih bimbang. Dengan memahami kebutuhan dan harapan pemilih bimbang, partai politik dan capres dapat menyusun strategi yang tepat untuk memikat hati mereka.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, partai politik dan tim capres dapat meningkatkan peluang untuk memenangkan hati pemilih bimbang di pemilu 2024.

Beberapa langkah jitu

Berikut ini adalah beberapa langkah jitu yang mungkin dapat dilakukan untuk memikat hati pemilih bimbang, di antaranya:

Tunjukkan visi dan misi yang jelas. Pemilih bimbang ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh partai politik atau capres jika terpilih. Oleh karena itu, penting bagi partai politik dan capres untuk menunjukkan visi dan misi yang jelas dan realistis. Visi dan misi tersebut harus dapat menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat.

Berikan program kerja yang konkret. Tidak hanya visi dan misi yang jelas, partai politik dan capres juga harus memberikan program kerja yang konkret. Program kerja tersebut harus dapat diukur dan dicapai.

Dengan demikian, pemilih bimbang dapat menilai apakah program kerja tersebut layak untuk didukung.

Punya track record yang baik. Pemilih bimbang juga ingin tahu track record dari partai politik atau capres. Track record tersebut dapat menjadi gambaran tentang kinerja partai politik atau capres tersebut di masa lalu.

Jika track record partai politik atau capres tersebut baik, maka pemilih bimbang akan lebih percaya kepada mereka.

Komunikasi yang efektif. Partai politik dan capres harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan pemilih bimbang.

Komunikasi yang efektif dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media massa, media sosial, dan kampanye langsung. Partai politik dan capres harus mampu menyampaikan pesan-pesannya dengan jelas dan menarik.

Hindari melakukan kampanye hitam

Selain langkah-langkah di atas, partai politik dan tim capres juga harus menghindari melakukan kampanye hitam. Menurut penulis, pemakaian kampanye hitam hanya akan membuat pemilih bimbang semakin ragu untuk memilih. Sebaliknya, partai politik dan tim capres harus fokus pada keunggulan-keunggulan mereka dan program kerja yang ditawarkan.

Catatan akhir

Merangkum ulasan ini, sekali lagi penting dicatat bahwa Pemilu 2024 Indonesia diwarnai dengan fenomena yang cukup menarik, yaitu lonjakan signifikan pemilih bimbang. Data survei Litbang Kompas misalnya, menunjukkan hampir 30% responden belum menentukan pilihan, terutama dari kalangan muda.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap keengganan mereka menentukan pilihan. Pertama, meningkatnya jumlah pemilih milenial yang cenderung apatis dan kritis terhadap politik. Kedua, terbukanya akses informasi yang memicu pertimbangan lebih dalam. Ketiga, isu politik yang kian kompleks.

Para kandidat dan partai politik dihadapkan pada tantangan untuk memikat hati para pemilih bimbang ini. Kampanye yang efektif, citra positif, dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pemilih muda menjadi kunci keberhasilan.

Dengan demikian, tren pemilih bimbang menandakan dinamika dan pentingnya strategi jitu dalam meraup suara pada Pemilu 2024 mendatang.

Nah, menurut penulis, menutup ulasan ini, penting dicatat bahwa dengan melakukan langkah-langkah jitu sebagaimana paparan ulasan ini di atas, partai politik dan tim capres dapat meningkatkan peluang untuk memenangkan hati pemilih bimbang di pemilu 2024.

Namun di atas itu semua, sebagaimana harapan kita semua, semoga pemilu 2024 berjalan tertib, aman, jujur, adil dan damai. Semoga.

Selesai -penulis adalah pengamat masalah sosial kemasyarakatan, tinggal di Jakarta; mantan mahasiswa Fisipol UGM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun