Program STBM telah terbukti efektif dalam menurunkan prevalensi stunting. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting di daerah yang menerapkan Program STBM sebesar 16%, lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang tidak menerapkan program ini (24,4%).
Catatan Akhir
Merangkum ulasan di atas, penting dicatat bahwa untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia, diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai sektor, yaitu sektor kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Ada lima upaya pokok bisa dilakukan, antara lain: Peningkatan akses terhadap pangan bergizi. Peningkatan akses terhadap layanan Kesehatan. Peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan pemberdayaan masyarakat. Terakhir, Peningkatan sanitasi dan kebersihan lingkungan
Penting dicatat, bahwa upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan agar dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia secara signifikan.
Menutup ulasan ini, beberapa catatan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas, yaitu: bahwa Stunting adalah masalah yang dapat dicegah, dan tidak disebabkan oleh faktor keturunan.
Upaya pencegahan stunting ini perlu dilakukan secara holistik dan terintegrasi dari berbagai sektor. Dan upaya pencegahan stunting ini perlu dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Dengan bergotong-royong atau kerja sama yang baik dari semua pihak, diharapkan prevalensi stunting di Indonesia dapat diturunkan secara signifikan.Â
Pepatah latin mengatakan "utinam", artinya, semoga begitu. Semoga ulasan ini bermanfaat. Anjay.
+
Selesai -penulis adalah pelaku pendamping kelompok petani rentan miskin di sebuah desa di Purwakarta, Jawa Barat, pada tahun 2008-2013. Penulis adalah Founder Desa Rumah Tempa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H