Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Kisah Pilu: Begawan Durna Gugur, Karena Korban Berita Bohong

14 November 2023   09:20 Diperbarui: 14 November 2023   13:21 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wayang kulit kisah Begawan Durna Gugur (foto: Wibhyanto/dokumen pribadi)

Di medan laga, Begawan Durna memejamkan mata, dan menundukkan kepala. Dia mencopot semua atribut panglima, pangkat kebesaran perangnya.

Sejeda kemudian. Maka di saat itulah Drestajumna, panglima perang pasukan Pandawa atau Mahasenapati Pandawa, maju mendekati dan mengayunkan pedang.

Drestajumna adalah putra Prabu Drupada. Dia mengakhiri hidup Begawan Durna, demi membalas dendam atas kematian Prabu Drupada (Sucitra) ayahnya, yang dahulu mati terbunuh oleh Begawan Durna ketika ayahnya itu masih muda.

Dan Begawan Durna, panglima perang Kurawa itu pun tewas.

***

Surem-surem diwangkara kingkin/ lir mangaswa kang layon/dennya ilang memanise/ wadanira layu/ kumel kucem rahnya meratani/ marang saliranipun/melas dening ludira kawangwang/ nggana bang sumirat//

Suram cahya surya bersedih / seperti menghidu lelayu/ oleh hilang kemanisannya / kumal pucat wajahnya layu/ darah merata membiru /di sekujur tubuh itu/ angkasa berduka, lihatlah/ langit semburat merah// (terjemahan bebas)

Begitulah digambarkan suasana dukacita atas berpulangnya Begawan Durna ke alam baka. Perang Baratayuda itu sejenak berhenti. Semua prajurit di padang Kurusetra tertunduk, pilu rasanya bagaikan bunga bunga yang telah layu. Langit seperti mendung. Mereka semua berduka cita.

***

Maka begitulah sepenggal kisah pilu gugurnya Bagawan Durna oleh karena berita bohong atau hoax. Kisah yang ada di dunia wayang itu memberi pesan bahwa berbohong, tidak jujur atau turut menyebarkan berita palsu, dapat berakibat fatal bagi kehidupan orang lain.

Berbohong adalah tindakan yang tidak ksatria, tidak patut dilakukan, oleh siapa pun, bahkan terutama oleh para pemimpin rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun