Namun seperangkat gamelan fisik yang dipakai dalam pertunjukan di galeri ini sangat sederhana. Tidak selengkap gamelan yang dipakai umumnya dalam pertunjukan wayang kulit. Kok bisa begitu?
Inilah uniknya. Seperangkat gamelan sederhana dan minimalis ini, hanya terdiri dari: kendang, kepyak atau lempengan besi yang dipukul bunyinya cring cring cring, dan Cempala, pemukul kayu yang dipakai untuk memukul kotak wayang dan berbunyi dog dro dog dog dog.
Sehingga ketiga perangkat sederhana ini, jika dicoba ditabuh, dipukul, disatukan bunyinya kira kira begini: "blang tak tak tung tung tak blang, cring cring cring, dog dro dog dog!" atau variasi campuran tempo bunyi bunyian ketiga alat musik itu.
Tetapi tak hanya itu. Seperangkat audio sistem tampak terhubung ke laptop berisi sekumpulan audio bunyi gamelan wayang seutuhnya. Rekaman audio musik suara gamelan ini melengkapi tiga perangkat fisik gamelan tadi. Â
Sehingga bisa dibayangkan, bahwa ketika audio musik gamelan di laptop dibunyikan dan dipadu bersama bunyi kendang, kepyak dan cempala, maka yang terdengar adalah bunyi bunyian seperangkat gamelan seolah komplit, "hidup" dan menggelegar bunyinya, terdengar di pengeras suara yang dirancang khusus di areal panggung pertunjukan.
Artinya, sebuah perpaduan teknologi digital, dan perangkat musik tradisional, bisa disatukan menjadi pertunjukan musik gamelan yang harmonis. Kreatif, dan luar biasa bukan?
Layar Kelir Pertunjukan
Oiya, panggung mini juga disiapkan khusus untuk pertunjukan wayang ini. Yaitu berupa layar Kelir putih yang disorot Blencong atau spot lampu ke arah layar. Selain itu, barisan wayang kulit ditancapkan berjajar rapi di sisi kiri dan kanan layar, seperti layaknya komposisi Kelir pada pertunjukan wayang kulit pada umumnya.
Semua karakter wayang tampak berdiri menancap pada pelepah batang pohon pisang, atau orang Jawa menamainya dengan "Gedebog Pisang", yang dibentangkan membujur di bagian depan layar pertunjukan.
Barisan wayang Protagonis atau berkarakter satria yang baik ditaruh berjajar di sisi kiri layar. Sedangkan barisan wayang Antagonis atau berkarakter buruk ditaruh berjajar di sisi kanan layar.
Kedua barisan wayang ini dipisahkan oleh ruang layar di bagian tengah untuk pentas ki dalang memainkan wayang selama pertunjukan. Kedua sisi kiri dan kanan ruang layar untuk ki dalang ini disekat dengan pembatas berupa karakter yang disebut Gunungan Wayang. Â
Crew yang Minimalis, Tiga Orang