Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Waspada! Deepfake AI Mampu Membuat Disinformasi Jelang Pemilu 2024

5 November 2023   09:48 Diperbarui: 5 November 2023   18:39 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, jika dipakai untuk kampanye hitam (black campaign) dalam pemilu, deepfake dapat merusak reputasi calon atau lawan politik melalui disinformasi atau informasi palsu.

Oleh karena itu, banyak negara sedang mengembangkan undang-undang dan regulasi untuk mengatasi penggunaan deepfake yang merugikan. Kesadaran masyarakat tentang potensi adanya deepfake dan pendidikan literasi media menjadi hal yang sangat penting dalam melindungi diri dari dampak negatif teknologi ini.

Fenomena Deepfake di banyak negara

Mengapa kita perlu waspada pada kehadiran teknologi deepfake terutama saat menjelang pemilu 2024? Sebab fenomena deepfake untuk kepentingan bidang politik berupa disinformasi yang merusak citra atau kredibilitas seseorang benar benar berpengaruh menyesatkan opini publik di kalangan pemilih.

Contohnya, beberapa kasus pernah terjadi di beberapa negara, antara lain deepfake dipakai dalam kampanye politik palsu dan upaya propaganda online.

Amerika Serikat: Penggunaan deepfake dalam konteks politik selama pemilihan presiden terutama mencapai puncaknya pada tahun 2020, tetapi perhatian awal terhadap teknologi deepfake dimulai sekitar tahun 2017-2018.

India: Deepfake dalam politik India telah menjadi lebih umum selama beberapa tahun terakhir, dengan peningkatan perhatian pada tahun 2019 dan seterusnya.

China: Penggunaan deepfake dalam industri hiburan China telah ada sejak beberapa tahun terakhir, dengan penggunaan yang lebih meningkat pada tahun 2019 dan seterusnya.

Eropa: Deepfake dalam konteks politik Eropa mulai mencapai perhatian pada tahun 2020 dan seterusnya.

Rusia: Penggunaan deepfake dalam kampanye politik dan propaganda di Rusia telah menjadi semakin umum sejak sekitar tahun 2019.

Penggunaan deepfake dalam konteks politik dan sosial dapat mengganggu demokrasi, menciptakan ketidakpercayaan dalam informasi, dan mengganggu stabilitas masyarakat. Oleh karena itu, banyak negara sedang berusaha untuk mengembangkan undang-undang dan regulasi yang mengatasi penggunaan deepfake yang merugikan.

Selain itu, kesadaran masyarakat tentang kemungkinan adanya deepfake dan pendidikan literasi media menjadi hal yang sangat penting untuk melindungi masyarakat dari potensi dampak negatif teknologi ini.

Bagaimana Mencegah Dampak Negatif Deepfake?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun