2018: Teknologi deepfake mulai mendapatkan perhatian media dan masyarakat secara luas. Banyak deepfake yang muncul di platform media sosial dan situs web berbagi video, seperti Youtube.
2019: Deepfake mulai digunakan dalam berbagai konteks, termasuk politik, hiburan, dan pornografi palsu. Hal ini menimbulkan keprihatinan banyak kalangan tentang potensi penyalahgunaan teknologi ini di dunia maya.
2020: Keprihatinan terus tumbuh ketika deepfake digunakan dalam pemilihan umum dan kampanye politik di berbagai negara. Ini menyebabkan upaya untuk mengatasi penyebaran deepfake.
2021 dan Sekarang: Pengembangan teknologi deepfake terus berlanjut, membuat deepfake menjadi semakin canggih dan sulit untuk dideteksi. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, juga ada peningkatan kesadaran dan upaya regulasi di beberapa negara untuk melawan penyalahgunaan deepfake.
Sejarah deepfake menunjukkan bagaimana teknologi ini telah berkembang pesat dan menghadirkan tantangan baru dalam hal disinformasi dan pemalsuan konten multimedia.
Karena potensi dampak negatifnya, penting untuk terus memantau perkembangan deepfake dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penyalahgunaan teknologi ini.
Dipakai untuk Berbagai Tujuan
Teknologi deepfake di dunia maya dibuat dan dapat digunakan orang untuk berbagai tujuan, seperti:
Manipulasi Video: Deepfake dapat digunakan untuk mengubah wajah, ekspresi, atau gerakan tubuh orang dalam video. Ini memungkinkan seseorang untuk membuat video yang tampak asli seperti orang terkenal yang mengucapkan hal-hal yang sebenarnya tidak mereka katakan.
Manipulasi Audio:Â Deepfake juga dapat digunakan untuk menciptakan rekaman suara yang terdengar persis seperti logat seseorang yang sedang berbicara, meskipun mereka tidak pernah mengucapkannya. Ini dapat digunakan untuk menciptakan rekaman percakapan palsu atau pesan suara palsu.
Manipulasi Citra/foto: Selain video dan audio, deepfake juga dapat digunakan untuk mengedit atau menciptakan gambar yang tampak sangat meyakinkan. Ini dapat digunakan untuk memanipulasi foto atau gambar individu.
Maka wajarlah, bahwa deepfake telah menimbulkan keprihatinan luas karena potensi penyalahgunaannya. Penggunaan deepfake yang jahat dapat menciptakan disinformasi, memfitnah individu, atau bahkan merusak reputasi seseorang.