Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gibran Maju Cawapres dan Risiko Anak Presiden

25 Oktober 2023   00:35 Diperbarui: 6 Februari 2024   20:31 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran rakabuming Raka (sumber: kompas.com/deti mega purnamasari) 

Teori Nepotisme: Pencalonan Gibran yang anak Presiden Jokowi dapat memunculkan tuduhan nepotisme oleh keluarga presiden. Hal ini bisa berpotensi merusak citra keluarga Jokowi di mata publik.

Tekanan dan Harapan Tinggi: Sebagai anak presiden, Gibran mungkin saja akan menghadapi tekanan yang lebih besar dan harapan yang tinggi dari masyarakat pemilih. Sebab Gibran diharapkan dapat memberi hasil yang lebih baik dalam meneruskan program kepemimpinan Presiden Jokowi, ayahnya.

Resiko Kegagalan: Jika Gibran kalah dalam pilpres 2024 misalnya, kondisi ini bisa berpotensi merusak citra keluarga atau dinasti Jokowi. Bahkan mungkin saja keadaan itu membuat peluang karir politik Gibran menjadi suram di masa masa mendatang.

Kontroversi dan Kritik: Sebagai anak seorang presiden yang mencalonkan diri mungkin Gibran akan dihadapkan pada kritik dan kontroversi. Dimana beberapa pihak berpotensi menuduhnya memanfaatkan jabatan orang tuanya (Presiden Jokowi) untuk kepentingan karir politik pribadi. Hal ini tentu berpotensi dapat merusak citra dan popularitas Gibran sendiri sebagai kandidat wakil presiden.

Beban Harapan Tinggi: Dalam beberapa kasus, ada ekspektasi tinggi dari masyarakat pada Gibran yang anak seorang presiden, untuk mampu melanjutkan atau melebihi pencapaian presiden Jokowi, orang tua Gibran. Nah, jika Gibran tidak mampu memenuhi harapan ini, Gibran dapat dianggap gagal.

Persaingan Sengit: Pilpres 2024 adalah kompetisi politik yang ketat. Dan Gibran sebagai anak seorang presiden mungkin akan menghadapi persaingan sengit dengan kandidat lain yang memiliki pengalaman lebih dalam politik dan dukungan yang kuat dari masyarakat. Pengalaman dan mental Gibran sebagai politisi muda akan benar-benar diuji dalam kompetisi pilpres kali ini.  

Etika dan Integritas: Gibran sebagai anak seorang presiden harus mampu menjaga integritas dan etika politik dengan cermat untuk menghindari tuduhan korupsi, nepotisme, jalan pintas atau penyalahgunaan kekuasaan. Potensi tuduhan atas "kacang lupa kulit" dari partai PDIP sebagai partai yang  membesarkan karir Gibran dari awal misalnya, akan menjadi isu potensial yang bisa melemahkan mental Gibran sebagai cawapres.

Penting dicatat bahwa dampak dari mencalonkan diri dalam pilpres ini akan sangat tergantung pada situasi politik yang terus dinamis dan dukungan yang diterima Gibran dari mesin partai koalisi pendukung, relawan, dan khalayak pemilih yang mendukung pencalonannya.

Potensi Sentimen Positif dan Negatif di Kalangan Pemilih

Satu hal lagi yang kemungkinan tak bisa ditolak oleh Gibran jika dia mencalonkan diri sebagai cawapres pasangan Prabowo, adalah munculnya sentimen positif dan sentimen negatif dari masyarakat atau rakyat pemilih itu sendiri.

Sentimen positif dan negatif terhadap Gibran sebagai seorang anak presiden yang mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2014, menurut penulis, bisa dibagi sebagai berikut:

Sentimen Positif:

Harapan Perubahan: Banyak pemilih mungkin memiliki harapan bahwa Gibran yang seorang anak presiden bisa membawa perubahan yang lebih baik dalam pemerintahan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi negara. Misalnya terutama dalam hal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Pertanyaannya, mampukah Gibran memikul harapan ini dan mewujudkannya ke depan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun