Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

"Sedekah Bumi", Cara Sederhana Desa Peringati Hari Pangan Sedunia

16 Oktober 2023   15:19 Diperbarui: 16 Oktober 2023   20:30 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang tetua desa kami mengawali dengan doa bersama. Lalu pidato singkat, saya maju ke depan dengan inti pesan singkat: "mari menikmati hasil bumi kita sendiri, dan merawat serta menanam segala tanaman, terutama umbi umbian, selain padi, di kebun dan pekarangan rumah sendiri". Hanya itu. Tetapi warga senang dan bertepuk tangan.

Acara disambung pentas kesenian calung oleh beberapa kelompok yang bergantian tampil, dan berlangsung meriah. Di ujung kesenian, dan ini yang ditunggu oleh warga, yaitu saat saya memberi aba-aba agar semua boleh segera mengambil apasaja yang tersaji dalam rupa gunungan tumpeng bahan pangan itu.

Berebut Tumpeng Makanan

Maka semua yang hadir maju berebutan, mengambil apa saja, seperti: pete, singkong, talas, sayuran, padi, dan apa saja, hingga gunungan "Sedekah Bumi" itu ludes tak bersisa. Semua orang senang dan gembira.

Keseruan ini belum usai. Kegiatan "Sedekah Bumi" ini akhirnya kami sudahi dengan acara makan bersama, dengan cara menghabiskan makanan hasil olahan para ibu dan emak emak di dapur yang disajikan di atas lembaran daun pisang diatur secara memanjang. Kami memakan makanan dengan cara duduk lesehan.

beberapa tamu dari Jakarta ikut menikmati hidangan (foto:wibhnyanto/dokumen pribadi) 
beberapa tamu dari Jakarta ikut menikmati hidangan (foto:wibhnyanto/dokumen pribadi) 

Nasi yang kami santap adalah nasi liwet, dengan lauk ikan nila  goreng, ayam goreng, ikan asin, sambal ijo, dan aneka lalapan khas masakan Sunda. Duh asyiknya makan bersama sama bersama petani, kawan sendiri. Setidaknya, itu yang saya rasakan pada waktu itu.

menu sajian makan bersama dalam Sedekah Bumi (sumber: wibhyanto/dokumen pribadi) 
menu sajian makan bersama dalam Sedekah Bumi (sumber: wibhyanto/dokumen pribadi) 

Begitulah kisah "Sedekah Bumi" ini, sebuah kegiatan lokal sederhana yang kami rayakan untuk memperingati hari pangan sedunia. Seru, asyik dan mengesankan, bukan?

ilustrasi kegiatan makan bersama dengan alas daun pisang (sumber:wibhyanto/dokumen pribadi) 
ilustrasi kegiatan makan bersama dengan alas daun pisang (sumber:wibhyanto/dokumen pribadi) 

SELESAI, -penulis adalah pendamping petani di sebuah desa, dan founder dari Desa Rumah Tempa Komunitas.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun