Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aksi Kekerasan oleh Anak, Cermin Jiwa yang Rapuh, Bagaimana Solusinya?

15 Oktober 2023   12:44 Diperbarui: 16 Oktober 2023   09:33 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aksi kekerasan oleh anak, cermin jiwa  yang rapuh, bagaimana solusinya? (sumber image: freepik.com) 

Aksi Kekerasan oleh Anak, Cermin Jiwa Yang Rapuh, Bagaimana Solusinya? 

JAKARTA, -"Kekerasan adalah cermin jiwa yang rapuh" kata tokoh terkenal India, Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi lahir pada tanggal 2 Oktober 1869 dan meninggal pada tanggal 30 Januari 1948. Gandhi adalah pemimpin perjuangan kemerdekaan India yang dikenal dengan filosofi ahimsa (aksi tanpa kekerasan).  

Ungkapan "Kekerasan adalah cermin jiwa yang rapuh", yang disuarakan oleh Mahatma Gandhi ini, mengandung beberapa makna penting, di antaranya:

Bahwa Kekerasan mencerminkan kelemahan batin: Gandhi percaya bahwa ketika seseorang menggunakan kekerasan atau tindakan keras terhadap orang lain, itu seringkali merupakan cermin dari ketidakstabilan atau kelemahan dalam diri seseorang.

Dalam pandangan Gandhi, menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan konflik adalah tanda bahwa seseorang tidak mampu mengendalikan diri sendiri atau tidak memiliki kekuatan moral yang cukup.

Bahwa Ada Pilihan untuk kebaikan batin: Gandhi menekankan pentingnya mengembangkan kekuatan moral, penguasaan diri, dan cinta kasih sebagai cara untuk mengatasi konflik dan ketegangan dalam masyarakat.

Dia berpendapat bahwa menggunakan tindakan non-kekerasan adalah bukti dari kekuatan jiwa yang lebih besar daripada tindakan kekerasan, yang sering kali melibatkan kemarahan dan kebencian.

Bahwa Pesan ini untuk menghindari kekerasan: Pernyataan ini sekaligus adalah ajakan untuk menghindari tindakan kekerasan dalam penyelesaian konflik. Gandhi sangat menentang penggunaan kekerasan sebagai alat politik dan sosial.  

Jadi, pesan Gandhi jelas bahwa tindakan kekerasan mencerminkan kelemahan jiwa, atau jiwa yang rapuh. Dan bahwa kita seharusnya mencari solusi yang lebih baik dengan menghindari kekerasan dan menciptakan perubahan sosial melalui prinsip-prinsip moral yang relevan.

Kekerasan Marak Dilakukan oleh Anak

Peristiwa aksi kekerasan yang dilakukan oleh siswa remaja atau anak di lingkungan sekolah, ramai diberitakan di media akhir akhir ini. Hal ini tentu memicu keperihatinan kita bersama. Seolah pesan moral seperti disuarakan Mahatma Gandhi, tetap relevan kita suarakan bersama, sekaligus mencari solusinya bagaimana.

Pertanyaan mendasarnya adalah: apa akar penyebab aksi kekerasan atau kriminal yang dilakukan anak atau remaja dibawah umur itu? bagaimana kita mengupayakan bersama untuk mengatasi masalah sosial pada anak itu? ulasan sederhana ini mencoba menjawab dua pertanyaan itu. semoga ulasan ini bermanfaat.

Akar Masalah Kekerasan Sosial pada Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun