Mendapatkan Informasi Tambahan: Background Check melalui media sosial dapat memberikan informasi tambahan tentang seseorang yang mungkin tidak terungkap dalam interaksi langsung atau dokumen resmi.
Validasi Identitas: Background Check dianggap dapat membantu untuk memvalidasi identitas seseorang, seperti misalnya saat melakukan transaksi bisnis atau pertemuan awal dengan seseorang yang baru Anda kenal secara online.
Misalnya, saya atau Anda terkadang iseng-iseng membuka akun teman baru melalui akun media sosialnya, untuk mencari tahu lebih jauh siapa sebenarnya teman baru kita itu, bagaimana kepribadiannya. Iya tidak?
Pemantauan Karier:Â Pemberi kerja atau HRD Perusahaan menggunakan media sosial untuk memeriksa kandidat potensial atau calon karyawan, dan untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang kualifikasi dan kepribadian si calon karyawan.
Nah, semua tindakan Background Check melalui media sosial, umumnya dilakukan oleh pihak pihak itu secara "tidak terang terangan", bisa saja tanpa seijin atau mungkin tanpa sepengetahuan si pemilik akun media sosial.
Hal ini mudah dilakukan karena sifat platform media sosial yang terbuka informasinya dan mudah diakses oleh pengguna siapa saja.
Tidak Selalu Valid
Tindakan Background Checking seseorang melalui media sosial memang hasilnya dapat memberikan informasi tambahan tentang seseorang. Tetapi perlu diingat bahwa hasil itu mungkin tidak selalu valid atau representatif secara akurat. Mengapa demikian? Menurut penulis, beberapa fakta di lapangan membuktikan, antara lain:
Data Tidak Sempurna:Â Informasi yang diposting di media sosial adalah gambaran terpilih dan sering kali dipilih dengan hati-hati oleh individu tersebut. Ini dapat menciptakan gambaran yang bias atau tidak lengkap tentang individu itu.
Data Tidak Aktual:Â Data yang ada di media sosial mungkin tidak selalu update, tidak mencerminkan perubahan terbaru dalam kehidupan seseorang. Informasi yang ada di sana mungkin sudah lama atau tidak relevan dengan kondisi kekinian.
Data Tidak Akurat: Informasi di media sosial juga bisa tidak akurat. Orang kadang-kadang membuat klaim palsu, manipulasi, atau sengaja mengedit informasi untuk menciptakan kesan atau citra diri tertentu.
Kepentingan Privasi: Beberapa informasi yang diunggah di media sosial oleh seseorang, ada kalanya dimaksudkan sekadar untuk berbagi terbatas dengan teman dan keluarga, bukan untuk informasi publik. Artinya, media sosial dipakai untuk menyimpan data dan informasi yang sifatnya personal atau private.