Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rungkad! Pertemanan Ambyar Tak Berakhir Bahagia. Lalu Bagaimana?

23 Agustus 2023   07:57 Diperbarui: 25 Agustus 2023   12:13 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Rungkad! Pertemanan Tumbang, Ambyar..."(image: wibhyanto/dokpri)

Ketidakcocokan yang Tidak Terlihat: Terkadang, ada ketidakcocokan atau perbedaan yang tidak terlihat secara langsung dalam hubungan yang tampaknya akrab. Faktor-faktor ini mungkin mulai muncul secara perlahan dan menyebabkan jarak emosional pertemanan. Misalnya, adanya perbedaan nilai, minat, keyakinan atau perubahan dalam pandangan hidup.

Tak Mampu Berkembang Bersama: Jika perkembangan individu tidak sinkron, hubungan yang akrab bisa terancam. Jika salah satu teman merasa terbelenggu oleh ekspektasi atau harapan dari teman yang lain, ini bisa menghambat pertumbuhan dan mengarah pada putusnya ikatan. Iya nggak sih?

Kehilangan Rasa Emosional: Pertemanan yang berdasarkan pada keterhubungan emosional bisa berakhir ketika rasa itu merosot hambar. Jika teman tidak lagi merasa dekat secara emosional atau tidak mampu mempertahankan komunikasi yang bermakna, maka ikatan dapat memudar, los dol.

Lalu Harus Bagaimana?

Kehilangan teman dan merasa sedih kecewa karena "Rungkad entek entekan", ditinggalkan oleh orang yang terlanjur sangat dikasihi, bisa menjadi pengalaman yang sulit, pahit dan penuh emosional, alias membuat ambyar, patah hati.

Jika terlanjur begitu, lantas kita harus bagaimana? Perspektif ilmu psikologi memberi saran, ada beberapa langkah yang bisa dipilih untuk mengatasi perasaan sedih, pedih dan kecewa itu, dan kembali merasa lebih baik. Antara lain:

Izinkan Dirimu Berduka: Merasa sedih dan kehilangan adalah reaksi alami terhadap kehilangan pertemanan. Izinkan dirimu merasakan perasaan ini tanpa menghakimi diri sendiri. Berduka adalah langkah penting dalam proses penyembuhan. Ya maksudnya, berdukalah secukupnya.

Luapkan Perasaan: Penting untuk tidak menahan perasaan sedihmu. Menangis, menulis di Kompasiana misalnya, atau berbicara dengan seseorang yang dapat dipercayai, dapat membantu melepaskan emosi yang terpendam. Lepaskan perasaanmu.

Cari Dukungan Emosional: Berbicara dengan teman lain, anggota keluarga, atau konselor dapat memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Mereka bisa mendengarkan, memberi nasihat, atau sekadar menjadi tempat curhat untuk melepaskan perasaan.

Mencari Pemahaman: Cobalah untuk memahami alasan di balik berakhirnya pertemanan itu, tanpa terlalu menyalahkan diri sendiri. Mungkin ada faktor lain yang tidak terkendali atau perubahan dalam hidup yang menyebabkan keputusan berakhirnya pertemanan itu. Cobalah memahami.

Berfokus pada Diri Sendiri: Gunakan waktu ini untuk merawat diri sendiri. Lakukan aktivitas yang bisa kamu nikmati, misalnya melakukan hobi, olahraga, atau berkegiatan yang membuatmu senang bahagia.

Berbicara dengan Orang yang Terlibat: Jika kamu nyaman, cobalah untuk berbicara dengan kawan yang telah pergi. Berbicaralah secara terbuka dan jujur tentang perasaanmu. Hal ini mungkin bisa membantumu mendapatkan penjelasan atau penutupan atas kisah pertemanan kalian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun