Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Indonesia Rentan Serangan Siber, Solusinya Optimalkan Peranan BSSN

19 Agustus 2023   13:36 Diperbarui: 19 Agustus 2023   13:54 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Indonesia rentan serangan siber... (sumber image: freepik.com) 

Tugas dan tanggungjawab untuk melindungi negara, masyarakat dan infrastruktur dari ancaman siber yang semakin kompleks dan beragam tersebut di atas, saat ini dikelola oleh lembaga tim angkatan siber yang kita kenal sebagai Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). BSSN terbentuk pada Mei 2017 dan merupakan transformasi dari Lembaga Sandi Negara yang berdiri pada 4 April 1945. 

Badan ini mempunyai tugas melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan, mengembangkan, dan mengonsolidasikan semua unsur yang terkait dengan keamanan siber.

Badan ini berperan utama dalam melindungi infrastruktur siber nasional, mengkoordinasikan tugas keamanan siber, serta memberikan layanan dan bantuan terkait dengan keamanan siber di Indonesia.

BSSN berfungsi sebagai pusat pengendalian dan koordinasi keamanan siber di tingkat nasional. Situs resmi menyangkut informasi lebih lengkap tentang peranan BSSN, dapat diakses di: www.bssn.go.id

Penguatan Peranan BSSN

Dengan peningkatan jumlah serangan siber dan kompleksitas metode yang digunakan, menunjukkan perlu adanya kolaborasi yang terintegrasi, antara pemerintah, lembaga keamanan siber, dan masyarakat swasta untuk melindungi sistem digital dan data sensitif dari ancaman serangan siber yang terus berkembang.

Ide atau wacana yang belakangan ini ramai diberitakan, yakni tentang pentingnya pembentukan Angkatan Siber TNI sebagai matra keempat TNI, mungkin baik, tetapi hal itu menurut penulis memerlukan waktu panjang, bukan solusi jangka pendek untuk mengatasi segala kerumitan gencarnya serangan siber saat ini di Indonesia.

Beberapa kendala masih harus diatasi, terutama untuk membuat kajian Angkatan Siber TNI, termasuk pembuatan regulasinya UU Angkatan Siber TNI tersendiri, harus melalui persetujuan DPR dan Pemerintah lebih dulu. Regulasi yang ada saat ini, yakni UU ITE tentu tidak cukup untuk melandasi terwujudnya ide Angkatan Siber TNI itu.

Cara lain, mengapa tidak mengoptimasi peranan badan siber BSSN saja lebih dulu? Artinya, untuk mengatasi serangan siber di Indonesia, penting dilakukan beberapa upaya strategis, yaitu berupa  optimasi peranan BSSN itu sendiri. Beberapa upaya itu, misalnya melalui dukungan penguatan pengadaan infrastruktur, antara lain:

Pusat Operasi Keamanan (Security Operations Center - SOC): pengadaan pusat kontrol di mana para ahli keamanan siber memantau jaringan, mendeteksi serangan, dan merespons ancaman. SOC memungkinkan tanggapan cepat terhadap insiden keamanan lokal maupun nasional.

Pusat Pengumpulan Intelijen (Cyber Threat Intelligence Center): Tempat di mana informasi intelijen tentang ancaman siber, metode serangan, dan tren dianalisis dan digunakan untuk menginformasikan keputusan operasional.

Pusat Infrastruktur Keamanan Jaringan: Termasuk firewall, sistem deteksi intrusi (Intrusion Detection System - IDS) dan sistem pencegahan intrusi (Intrusion Prevention System - IPS), serta teknologi enkripsi untuk melindungi data dan komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun