Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

OTT-Kontrol Informasi: Sensor, Privasi dan Masa Depan Akses Digital

16 Agustus 2023   09:05 Diperbarui: 17 Agustus 2023   19:58 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi OTT Konrol Informasi (sumber image: freepik.com)

Di sisi lain, OTT mengandalkan koneksi internet untuk mengirimkan konten kepada pengguna. Layanan OTT seperti Netflix, Hulu, dan YouTube memungkinkan pengguna untuk memilih konten yang ingin mereka tonton, mengejar pemutaran ulang atau menonton secara on-demand, dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam menentukan kapan dan di mana mereka ingin mengakses konten tersebut.

Nah, walaupun OTT dan televisi siaran berbeda dalam cara mereka beroperasi, tren terbaru menunjukkan konvergensi antara keduanya. Beberapa stasiun televisi siaran juga telah meluncurkan platform OTT mereka sendiri untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui internet.

Sebagai contoh, banyak saluran televisi telah meluncurkan aplikasi dan situs web yang memungkinkan pemirsa untuk menonton tayangan mereka secara online, memberikan pengalaman OTT yang lebih fleksibel.

Apa Dampaknya Jika OTT dilakukan Penyensoran?

Menurut penulis, penyensoran OTT oleh pemerintah dapat memiliki beberapa dampak langsung pada konsumen, antara lain:

Keterbatasan Akses Konten: Penyensoran bisa mengakibatkan akses terbatas atau bahkan blokir terhadap konten tertentu yang dianggap sensitif, kontroversial, atau melanggar aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Ini bisa membuat konsumen kehilangan akses ke beragam konten yang sebelumnya tersedia di platform OTT.

Kehilangan Kebebasan Ekspresi: Penyensoran bisa mengurangi kebebasan ekspresi dan berbicara secara online. Konten yang memiliki pandangan atau pesan kritis terhadap pemerintah atau isu-isu tertentu mungkin disensor, menghambat diskusi terbuka dan pluralisme pendapat.

Pengurangan Keanekaragaman Budaya: OTT seringkali menawarkan berbagai konten dari berbagai budaya, bahasa, dan genre. Penyensoran bisa mengakibatkan hilangnya akses ke budaya dan konten yang beragam, mengurangi keanekaragaman budaya yang bisa dinikmati oleh konsumen.

Ketidakpastian dan Kekhawatiran Privasi: Ketika pemerintah memiliki kemampuan untuk menyensor konten, konsumen mungkin merasa khawatir tentang privasi mereka dan sejauh mana informasi pribadi mereka akan digunakan untuk mengidentifikasi atau memantau aktivitas online.

Penurunan Nilai Layanan: Jika konten yang populer atau signifikan disensor, nilai layanan OTT bagi konsumen bisa menurun. Konsumen mungkin merasa kurang puas dengan pilihan konten yang tersedia.

Pengaruh pada Inovasi: Penyensoran bisa menghambat inovasi dalam industri OTT. Penyedia konten mungkin enggan untuk mengembangkan konten kontroversial atau inovatif jika mereka khawatir akan dihadapkan pada tindakan penyensoran.

Migrasi ke Layanan VPN atau Proksi: Beberapa konsumen mungkin mencari cara untuk menghindari penyensoran dengan menggunakan layanan VPN atau proksi, yang dapat membuka akses ke konten yang diblokir. Namun, ini juga dapat menjadi tindakan yang melanggar hukum di beberapa yurisdiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun