Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Doa Politik Sebagai Strategi Penarik Simpati Publik, Apakah Efektif?

17 Juli 2023   22:19 Diperbarui: 18 Juli 2023   17:09 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konteks Sosial dan Budaya: Efektivitas doa politik juga bergantung pada konteks sosial dan budaya dalam masyarakat. Di beberapa masyarakat yang agamis, doa politik dapat memiliki dampak yang signifikan karena pentingnya spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di masyarakat yang lebih sekuler atau multikultural, respons terhadap doa politik mungkin lebih bervariasi.

Autentisitas dan Integritas: Keaslian dan integritas politisi dalam menyampaikan doa politik sangat penting. Pemilih cenderung merespons positif terhadap politisi yang mereka anggap tulus dan konsisten dalam praktik agama atau spiritualitas mereka.

Jika doa politik terlihat sebagai upaya manipulatif atau pencitraan semata, dapat mengurangi efektivitasnya dan bahkan merugikan citra politisi.

Inklusivitas dan Penghargaan Terhadap Keragaman: Doa politik yang inklusif dan menghormati keragaman agama dan keyakinan dalam masyarakat memiliki potensi lebih besar untuk menarik simpati publik secara luas. 

Menekankan persatuan, dialog, dan pemahaman antaragama dalam doa politik dapat membantu menciptakan iklim yang inklusif dan memperoleh dukungan dari berbagai kelompok pemilih, sekaligus membuat suasana pesta demokrasi berjalan sejuk dan menggembirakan, bukan menegangkan.

Dampak Buruk Doa Politik Sebagai Srategi Penarik Simpati Publik

Penyalahgunaan agama: Doa politik dapat berisiko digunakan secara tidak etis atau menyalahgunakan agama untuk kepentingan politik. Jika doa politik tidak jujur atau digunakan hanya sebagai alat untuk memperoleh dukungan, hal ini dapat mengurangi kepercayaan publik dan dianggap sebagai manipulasi.

Memecah-belah masyarakat: Penggunaan doa politik yang tidak inklusif atau eksklusif dapat memecah-belah masyarakat. Jika politisi hanya fokus pada keyakinan agama tertentu, hal itu bisa meningkatkan ketegangan antaragama dan mempengaruhi iklim sosial yang harmonis.

Mereduksi perdebatan rasional: Terlalu mengandalkan doa politik sebagai strategi penarik simpati publik dapat mereduksi perdebatan rasional dan berbasis fakta dalam politik. Jika pemilih terlalu terfokus pada aspek agama atau spiritualitas, isu-isu substansial dan kebijakan yang lebih penting . mungkin langsung terabaikan.

Menurut penulis, penting untuk diingat bahwa penggunaan doa politik harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan integritas.

Doa politik yang disampaikan secara jujur, inklusif, dan autentik memiliki potensi untuk membantu membangun hubungan yang lebih dekat antara politisi dan pemilih.

Namun, jika doa politik digunakan secara manipulatif atau tidak memperhatikan keragaman agama dan keyakinan, hal itu dapat berdampak negatif pada simpati publik dan integritas politisi.

Saran dan Harapan Terkait Doa Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun