Meskipun PISA menguji siswa pada usia 15 tahun, penting untuk dicatat bahwa tes ini tidak ditujukan sebagai alat penilaian individu, melainkan sebagai alat untuk mengukur kinerja dan membandingkan sistem pendidikan di berbagai negara.
Hasil Yang Mengejutkan
Jangan Terkejut. Ini Peringkat Pendidikan Indonesia versi PISA. Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA sejak tahun 2000, peringkat pendidikan Indonesia dalam tes PISA 2018 tidak mencerminkan prestasi yang memuaskan. Berikut adalah gambaran peringkat pendidikan Indonesia menurut PISA, dirilis terakhir tahun 2018:
Hasil Tes PISA 2018
Pada tes PISA 2018, Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara yang berpartisipasi di seluruh dunia.
Bidang Literasi Matematika: Rata-rata skor siswa Indonesia dalam matematika adalah 379 poin, lebih rendah dari rata-rata OECD sebesar 489 poin. Artinya, Indonesia berada di posisi 73.
Bidang Literasi Membaca: Untuk literasi membaca, Indonesia mencapai skor rata-rata 371 poin, dibandingkan dengan rata-rata OECD sebesar 487 poin. Artinya, Indonesia berada di posisi 74.
Bidang Literasi Sains:Â Dalam literasi sains, Indonesia meraih skor rata-rata 396 poin, sementara rata-rata OECD adalah 489 poin. Artinya, Indonesia berada di posisi 71.
Secara keseluruhan, hasil survei tes PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74 alias peringkat keenam dari bawah!
Catatan Evaluasi PISA 2018: Tantangan Pendidikan di Indonesia
Tes PISA 2018 menunjukkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan dalam sistem pendidikan Indonesia. PISA juga memberi catatan evaluasi tentang kualitas Pendidikan secara umum di negara Indonesia, antara lain:
Beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya peringkat pendidikan Indonesia, disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas, ketimpangan dalam kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan kurangnya kualifikasi guru.
Selain itu, faktor seperti kurikulum yang terlalu padat dan tidak berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, kurangnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta kurangnya investasi dalam bidang pendidikan juga mempengaruhi hasil PISA Indonesia.