Ada kalanya, berkesempatan meliput ke beberapa daerah, terbang naik pesawat bersama para pejabat tinggi, misalnya. Penulis sendiri pernah memiliki kesempatan meliput investigasi di Negeri Belanda dan beberapa negara di Eropa, di kala itu. Seru dan Wah, rasanya.
Tim jurnalis televisi dapat akses mudah untuk mewawancarai ahli di berbagai bidang, dari politikus hingga selebriti, dan mengeksplorasi berbagai topik yang menarik. Pengalaman ini tidak hanya memberi peluang untuk belajar, tetapi juga memperluas jaringan profesional, istilahnya dapat "Link Network" yang lebih luas.
Selain itu, ketika berhasil menyampaikan pesan atau berita yang baik dan berkualitas (se-kualitas AU di Kompasiana.hihihi) Tim crew produksi berita televisi juga dapat "merasakan WAH", atau ekspresi kepuasan pribadi yang tinggi. Rasa itu ada ketika kami dapat menyadari bahwa informasi yang kita berikan ke khalayak itu mampu memengaruhi pandangan, opini dan pemahaman masyarakat yang lebih luas.
Ketika audiens memberikan umpan balik positif dan menghargai pekerjaan Tim Crew Produksi News, biasanya ditunjukkan dari Rating Siaran yang Tinggi. Hal itu dapat menjadi sumber motivasi yang kuat bagi setiap crew pemberitaan, untuk terus berinovasi dan memberikan program berita yang terbaik di depan kamera kepada pemirsa.
Ada "WOW"nya juga
Namun, ada juga duka yang mungkin tidak terlihat oleh penonton. Antara lain: profesi pekerja siaran berita Televisi ini seringkali memerlukan tingkat komitmen dan dedikasi yang tinggi. Jam kerja kantor yang tidak menentu, jadwal yang berubah-ubah, tingkat stress yang tinggi, dan beban kerja siaran yang padat dikejar Deadline, adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pekerja televisi siaran pemberitaan.
Di level ini, tak jarang pekerja siaran televisi merasa jenuh dan rasa "Wow", yakni mental yang ngelokro atau perasaan ngedrop karena hasil karya liputan yang tidak dihargai, misalnya.
Ada kalanya crew harus juga siap untuk bekerja di malam hari, akhir pekan, dan bahkan saat liburan. Ketidakpastian jadwal kerja ini juga dapat mengganggu kehidupan pribadi Tim Crew Produksi News televisi, termasuk harus mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Betapa Woww, rasanya hihihi.
Selain itu, tekanan dalam industri televisi siaran dapat menjadi beban yang berat, bagi pribadi crew yang tidak siap mental. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan kesempatan tampil di depan kamera atau melaporkan berita terkini, misalnya, dapat menciptakan lingkungan kerja yang sangat kompetitif. Terkadang bisa memicu rasa iri hati atau Baper. Ciyee baper ni yee..!
Para pekerja televisi siaran seringkali harus bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat, seperti penulis ilustrasikan di awal tulisan. Termasuk menghadapi tenggat waktu yang ketat untuk menyusun laporan atau mengedit materi berita. Ketegangan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik Tim Crew Produksi News televisi, di jangka pendek maupun jangka panjang.
Selain itu, di dunia televisi siaran, penampilan fisik juga menjadi faktor penting. Standar kecantikan yang tinggi dan tuntutan untuk selalu tampil sempurna di depan kamera, dapat menciptakan tekanan tambahan bagi para pekerja televisi siaran.
Contohnya, presenter seringkali harus menjaga penampilan fisik mereka, menjaga berat badan, lingkar pinggang dan lingkar dada yang serasi, dan menghadapi kritik yang keras terkait penampilan mereka. Semua ini dapat memberikan beban emosional yang signifikan bagi presenter yang bersangkutan. Benar benar "Welcome to the Jungle" rasanya. Ngeri ngeri sedap. Hihihi.