Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waspada Antraks di Gunungkidul dan Pencegahannya pada Manusia

6 Juli 2023   16:51 Diperbarui: 9 Juli 2023   09:15 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waspada Antraks di Gunungkidul, dan Pencegahannya pada Manusia

Kasus kematian sapi dan kambing milik SY warga Candirejo, Semanu, Kabupaten Gunungkidul, terjadi pada 18 mei dan 20 Mei 2023. Sapi dan kambing yang belakangan diketahui telah terjangkit Antraks itu, sebelum meninggal disembelih oleh WP (warga,72 tahun) dan dagingnya dibagikan kepada warga untuk dikonsumsi. WP ternyata terdeteksi terpapar Antraks, dan meninggal pada 4 Juni 2023, di Rumah Sakit Sarjito, Yogyakarta.

Berita kematian pada hewan dan manusia karena terpapar penyakit Antraks itu terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta, seperti dijelaskan Imran Pambudi, direktur P2PM Kemenkes, dalam Konferensi Pers, Kamis siang 6 Juli 2023. (sumber beritanya).

Dikabarkan bahwa sejauh ini ada 3 orang meninggal dalam kasus penyakit Antraks di Gunungkidul itu. Kasus kematian pada  manusia oleh karena penyakit Antraks, baru kali ini terjadi, sejak lima tahun terakhir.

Maka Kemenkes melakukan berbagai upaya pengendalian penyakit Antraks pada manusia, antara lain: edaran kewaspadaan pada semua Fasilitas Kesehatan (Faskes) di seluruh wilayah DI Yogyakarta. Penyelidikan Epidemiologi Terpadu oleh Satuan Tugas (Satgas) One Health Kapanewon Semanu. Serosurvey dan pengobatan pada populasi warga berisiko. Dan upaya lain terpadu, termasuk vaksinasi hewan, edukasi warga terdampak, dan pembatasan mobilitas ternak di areal terdampak, khususnya di wilayah Gunungkidul.

Artikel singkat ini membahas penyakit Antraks pada manusia dan langkah apa yang perlu kita lakukan sebagai warga masyarakat untuk turut melakukan pencegahannya.

Apa itu Antraks

Antraks (Anthrax) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri spesies Bacillus anthracis.

Penyakit ini umumnya terkait dengan hewan, terutama hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba. Namun, penyakit ini dapat menular pada manusia, melalui mengkonsumsi daging hewan yang terinfeksi atau melalui kontak dengan spora Bacillus anthracis yang ada di lingkungan.

Ada 4 jenis Antraks

Pertama. Antraks Kulit (Cutaneous Anthrax): Ini adalah bentuk Antraks yang paling umum terjadi pada manusia. Antraks kulit terjadi ketika spora Bacillus anthracis masuk melalui luka pada kulit. Gejala awalnya termasuk pembengkakan, kemerahan, dan rasa gatal pada area infeksi.

Kemudian, Lesi (kerusakan pada kulit) berwarna merah keunguan yang terasa nyeri dan mengeras akan muncul. Lesi ini kemudian berubah menjadi luka yang menyerupai bisul atau melepuh. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke sistem peredaran darah dan menyebabkan komplikasi serius.

Kedua. Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax): Antraks paru terjadi ketika spora Bacillus anthracis terhirup dan masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Gejala awalnya mirip dengan flu biasa, termasuk demam, sakit tenggorokan, batuk, dan kelelahan.

Namun, gejala tersebut kemudian berkembang menjadi sesak napas, nyeri dada, dan produksi dahak yang mengandung darah. Antraks paru adalah bentuk Antraks yang paling serius (berbahaya) dan seringkali fatal jika tidak diobati dengan segera.

Ketiga. Antraks Saluran Pencernaan atau Usus (Gastrointestinal Anthrax): Antraks usus terjadi pada manusia dan biasanya terjadi melalui konsumsi daging yang terkontaminasi spora Bacillus anthracis yang belum dimasak dengan sempurna.

Gejala Antraks usus meliputi sakit perut yang hebat, mual, muntah, diare berdarah, dan demam. Bentuk Antraks ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada saluran pencernaan atau timbul melepuh pada usus.

Keempat. Antraks Injeksi: jenis Antraks baru menyerupai Antraks kulit ditemukan pada pengguna narkotika.

Penting untuk dicatat bahwa Antraks inhalasi dan Antraks usus adalah bentuk Antraks yang serius dan memerlukan perawatan medis segera. Jika kita mencurigai orang telah terpapar Bacillus anthracis atau mengalami gejala yang mencurigakan, segeralah mencari bantuan medis.

Bagaimana Antraks Menjangkit ke Manusia

Melalui tanah yang mengandung bakteri Antraks dalam spora dan masuk ke tubuh manusia melalui luka, udara dan makanan. Dan melalui hewan yang terjangkit Antraks, yang dagingnya dimakan oleh manusia.

Gejala dan Penyebaran

Setelah terpapar spora Bacillus anthracis, gejala Antraks pada manusia biasanya muncul dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejala awalnya mirip dengan flu biasa, termasuk demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kelelahan.

Namun, seiring penyakit berkembang, gejala akan menjadi lebih serius dan mengancam jiwa. Gejala lanjut dari Antraks meliputi sesak napas, batuk berdarah, pembengkakan kelenjar getah bening, dan timbulnya lesi kulit yang mengeluarkan cairan berwarna hitam.

Menurut literasi, Antraks dapat menyebar melalui tiga jalur utama: melalui kulit (Antraks kulit), melalui inhalasi (Antraks paru), atau melalui konsumsi daging yang terkontaminasi (Antraks usus). Penularan Antraks dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada kasus-kasus yang sangat terbatas.

Pencegahan Antraks pada Manusia

Vaksinasi
Salah satu cara pencegahan utama untuk Antraks pada manusia adalah melalui vaksinasi. Vaksin Antraks tersedia dan direkomendasikan untuk individu yang berisiko tinggi, seperti peternak, personel militer, dan pekerja laboratorium yang berhubungan dengan spesimen Bacillus anthracis. Vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi Antraks dan dapat memberikan kekebalan jangka panjang.

Kontak dengan Hewan
Penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau bangkai hewan yang diduga terinfeksi Antraks. Ketika ada wabah Antraks pada hewan, tindakan karantina dan pengawasan ketat perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini ke manusia.

Pengolahan dan Perlindungan dari Produk Hewan
Penting untuk memastikan produk hewan seperti wol, bulu, atau tulang dari hewan yang terinfeksi Antraks tidak mencapai pasar atau digunakan tanpa pengolahan yang tepat. Pengolahan termasuk perlakuan panas, disinfeksi, atau perlakuan kimia untuk membunuh spora Bacillus anthracis yang mungkin ada pada produk tersebut.

Kebersihan dan Higiene Pribadi
Menjaga kebersihan pribadi yang baik adalah langkah penting dalam pencegahan Antraks. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah kontak dengan hewan, tanah, atau bahan-bahan yang diduga terkontaminasi. Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, sebelum mencuci tangan.

Keamanan Makanan
Pastikan daging yang dikonsumsi telah melalui proses pemanasan yang memadai untuk membunuh spora Bacillus anthracis yang mungkin ada. Hindari mengonsumsi daging yang berasal dari hewan yang terinfeksi Antraks atau yang diduga terinfeksi.

Perlindungan Pekerja
Bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian, peternakan, atau industri yang berhubungan dengan hewan, penting untuk menggunakan perlindungan diri seperti sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung saat berurusan dengan hewan atau bahan yang berpotensi terinfeksi Antraks.

Pengendalian Lingkungan
Langkah-langkah pengendalian lingkungan, seperti pembersihan dan desinfeksi area yang terkontaminasi spora Bacillus anthracis, juga penting dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan spora dan mencegah kontaminasi lebih lanjut.

Edukasi Kesadaran Masyarakat
Kasus Antraks pada manusia khusus di Gunungkidul, menurut kemenkes  juga disebabkan oleh tradisi lokal Brandu/Purak. Yaitu mengumpulkan iuran warga untuk diserahkan kepada pemilik ternak yang sakit atau mati. Sedangkan hewan yang mati itu dagingnya dibagikan kepada warga yang mengumpulkan iuran. Dalam hal ini masih rendahnya pemahaman warga akan bahaya Antraks. Maka peran dan partisipasi masyarakat tetap penting dalam pencegahan Antraks.

Himbauan Kemenkes

Kemenkes menghimbau warga untuk tidak panik menghadapi penyakit Antraks. Segera konsultasikan dengan petugas kesehatan jika kita mengalami gejala yang mencurigakan atau jika kita memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi Antraks. Antraks pada manusia bisa sangat serius dan memerlukan perawatan medis yang tepat.

Penting untuk diingat bahwa Antraks pada manusia relatif jarang terjadi, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu melindungi diri kita dari penyakit ini.

Tetap waspada dan selalu mengikuti pedoman kesehatan yang diberikan oleh otoritas kesehatan setempat untuk menjaga kesehatan dan keamanan kita bersama.

SELESAI
ilustrasi antraks (sumber:kompas.com)
ilustrasi antraks (sumber:kompas.com)
*BACA ya kak: 
Wawancara Imajiner dengan Bos Gangster Bacteria Anthracis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun