Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Aku Ingin Jadi Presiden, Mbah"

4 Juli 2023   21:58 Diperbarui: 5 Juli 2023   11:55 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku Ingin Jadi Presiden, Mbah"

Hari itu, di sebuah kota kecil di lereng Merapi sebelah Barat Daya yang damai, tinggal seorang remaja bernama Wiropati. Sejak kecil, Wiropati bercita-cita untuk menjadi seorang presiden. Tentu saja banyak kawan di sekolahnya yang mencemooh, dan  menertawainya.

"Anak orang miskin, kok cita-cita kaya gitu. Hambok ngilo, bercermin diri", ujar tetangga dan orang orang di kota kecilnya.

"Wong bocah edan, ngimpinya terlalu tinggi. Kejlungup baru tau rasa dia", kata beberapa guru di sekolahnya bisik-bisik.

Tetapi Wiropati bersikukuh, bahwa dia bercita-cita ingin jadi Presiden. Baginya cita cita itu mulia, sama mulianya seperti cita-cita  lainnya, seperti: jadi tukang ojol, dokter, guru, tukang parkir, wartawan, tukang copet, pengusaha, dan sebagainya. 

Dia selalu terinspirasi oleh pemimpin-pemimpin hebat dunia yang berusaha mewujudkan perubahan positif bagi masyarakat.

Orang seperti Nelson Mandela yang puluhan kali keluar masuk penjara, dia adalah Presiden Hebat. Bung Karno, juga Presiden Hebat. Dan masih banyak lagi literasi tokoh-tokoh yang dia gali sendiri dari banyak buku perpustakaan di kotanya.

Tapi sebagai seorang remaja biasa, jalan menuju Gedung Merah Putih RI-1, terasa begitu jauh dan sulit untuk dijangkau. Koneksi, Relasi, Pendana, dia tidak punya. Wiropati lalu menemui seorang aktivis partai politik di sekitar rumahnya.

"Kamu masih bocah ingusan. Sana dilap dulu ingusmu itu, ndlewer ndlewer gitu kok punya cita cita  jadi Presiden", ujar seorang  aktivis cabang rantingnya ranting sebuah partai politik terkenal di negeri ini. Wiropati diam saja lalu pergi.

Suatu hari, saat sedang duduk di bawah pohon Trembesi tua di taman kota, Wiropati bertemu dengan seorang mbah bijak yang dikenal sebagai Mbah Sam. Mbah Sam adalah seorang pensiunan politisi yang memiliki banyak pengalaman di dunia politik.

"Dengar, Nak," ucap Mbah Sam dengan senyuman. "Saya tahu tentang impianmu. Jadi, apa rencanamu untuk mewujudkannya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun