Situasi menjadi rumit, ketika semua tokoh yang terlibat dalam cerita ini adalah terdiri dari orang-orang bukan kaleng kaleng, orang dugdeng, sakti dan linuwih di masa itu. Dan banyak orang yang terlibat itu memiliki kepentingan politis masing-masing. Termasuk hadirnya kepala dinas intelijen keraton Mataram yang menyusup diam diam ke Kotapraja Mangir, dan turut cawe cawe, berniat mengosak asik Mangir dari dalam. Nah, runyam bukan?
Judul 25 Episode dan status labeling oleh mimin, sebagian antara lain:Â
- Episode #1 Wujud Menggetarkan Bumi (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #2 Kemampuan di Luar Nalar (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #3 Pesan Terakhir Ibu (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #4 Orang Kalap Kesurupan (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #5 Prahara di Puserwening (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #6 Gerombolan Begal Selo Merbabu (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #7 Pasukan Bayangan Hitam (Cerbung/Pilihan)Â
- Episode #8 Lelaki Pertapa di Mulut Gua (Cerbung)Â
- Episode #9 Persekutuan Terselubung (Cerbung)Â
- Episode #10 Penarikan Tombak Pusaka Kyai Upas (Cerbung)Â
- Episode #11 Mengusik Macan Tidur (Cerbung/Pilihan)
Selanjutnya Episode #12 , Episode #13, Episode #14 ,dan Episode# 16 Pulanggeni Tagih Janji, termasuk #17 Asap Hitam di Jalegong, Episode #18 Lelap dalam Gulita Malam: semuanya masuk kategori "Cerbung/Pilihan".Â
Nah, Episode #19 Memasuki Kotapraja (Cuma berlabel "Cerbung" saja). Episode #20 Kriwikan Dadi Grojogan (Cerbung/Pilihan). Episode #21 Ontran Ontran Kotapraja (Cerbung/Pilihan).Â
Episode #22, #23, #24Â berturut turut masuk kategori tak layak artikel cerbung pilihan. Seperti saya sebutkan di awal, bahwa bagi saya penulis culun pemula di Kompasiana, hal ini membagongkan, sebab justru puncak konflik dari novel ini sebenarnya berada di tiga episode tersebut. Dan di tiga episode itu, saya menulisnya dengan penuh kesungguhan berdarah darah. Tapi ya sudahlah.
Sejak itu, dalam hati, pada waktu usai tayang #24, saya sempat menetapkan diri bahwa jika di episode selanjutnya (#25) saya menulis dan hanya dilabel "Cerbung" bukan "Cerbung/Pilihan", maka saya memutuskan diri bahwa seluruhnya cerbung rencananya akan saya takedown dari kompasiana!
Akan tetapi. Untung saja, tekad saya itu batal, ketika saya tayangkan episode #25 Angin Berubah Arah, pada 21 Mei 2023 dan ternyata mimin memberi label "Cerbung/Pilihan".Â
Dan seterusnya. Daftar rangkaian episode #2 sampai dengan episode #25 di atas bisa dicek ada di sini (Cek di sini ). Oleh sebab Cerbung dipenuhi oleh diksi dan teks Bahasa Jawa, maka penulis juga memberi catatan khusus yang gunanya agar pembaca mudah memahami konteks cerita. Saya membungkus istilah istilah Bahasa Jawa itu dalam satu ulasan tersendiri, berjudul "Daftar pemakaian istilah Bahasa jawa di cerbung Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi". (Baca Klik di sini ).
Akhirnya
Menutup review ini. Adapun Kisah lainnya, di luar soal cerbung ini, satu kisah horor yang semoga bikin pembaca merinding (Cek di sini ) dan satu cerpen yang semoga bikin ngakak "Tujuh Ayam Jago Sliring Kuning"( cek di sini ). Itu sekilas rekomendasi yang bisa saya berikan di ulasan ini. Semoga  pembaca terhibur.
Akhirnya kembali ke topik, jika ditanya seperti kawan lama saya Cosmas Rawan Ismunanto bertanya:Â "kapan kamu selesaikan cerbung ini sehingga menjadi novel yang utuh, Wibi?". Saya masih ragu untuk memutuskan kapan waktunya. Tetapi cepat atau lambat kisah tentang tokoh Baruklinting itu, pasti akan saya selesaikan dengan sempurna. Semoga.