Brakk! Saya pukul meja. Kuputuskan untuk kecewa. Saya kecewa sama bung mimin Kompasiana yang sepertinya mungkin lagi pas sakit gigi atau ngelu kepalanya, sialnya pas waktu lagi memeriksa cerbung saya di tiga episode, sehingga berakibat cerbung saya itu tak layak dapat label "Pilihan". tapi ya sudahlah. (catatan: Hahaha mosok sampai mukul meja? Gak segitunyalah lho cinnn...candak - red).
Pikiran saya lalu ngawur saja menduga duga, unsur subyektif dalam menilai karya sastra memang sah hak prerogatif presiden mimin kompasiana, dan bahkan karya yang tak bermutu pun, sesekali bisa lama sekali kulihat nongkrong di "Cerbung/AU". Dan itu sah sah pula. Ya mau apalagi, mau kecewa sama tembok? Ya tentu sikap terbaik adalah terima sajalah apa adanya. Sesimple itu.
Makanya kuputuskan untuk menulis artikel terus saja. Dalam tekad bulat, yang penting teruslah menulis dan terus menulis artikel di Kompasiana. Jangan terlalu fokus mau diberi label apa sama mimin, jika dilabel "Pilihan" atau "Artikel Utama", anggap saja itu bonus dari mimin. Sesimple itu.
Cek Fakta Review Labeling
Judulnya adalah "Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi", sebuah fiksi sejarah berlatar awal era berdirinya kerajaan Mataram kuno dan perintisan awal tanah perdikan bernama Mangir, di daerah Bantul Yogyakarta sekarang. Para tokoh utamanya, antara lain: Baruklinting, Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pulanggeni, Guntur Geni, dibantu beberapa tokoh lainnya.
Tayang perdana episode #1 "Wujud Menggetarkan Bumi" (artikel Pilihan) pada 13 April 2023 (Baca Cek di sini), hingga selanjutnya tayang sampai di episode #25 "Angin Berubah Arah" (artikel Pilihan) pada 21 Mei 2023 di Kompasiana (Baca Cek di sini).
Beberapa episode yang zonk Losdol babarblas, sama sekali tidak mendapat label "artikel Pilihan", dan itu justru tiga episode berturut turut, yang tadi kusebut sebagai tiga episode terpenting dalam rangkaian 25 episode cerbung ini, adalah:
Episode #22 "Lahirnya Tombak Baruklinting" (Baca Cek  di sini ); Episode #23 "Pulanggeni Gugur"(Baca Cek di sini ); dan Episode #24 "Dalam Pengungsian" (Baca Cek di sini ).Â
Cerita tentang apa? Tentang Cawe Cawe Mataram
Cerita sederhana, berkisah tentang Baruklinting-anak lelaki yang pergi meninggalkan ibunya, dan berjuang mencari bapanya yang konon bertapa di gunung Merapi. Setelah bertemu, mereka tinggal di perdikan Mangir. Di tempat ini si anak lelaki itu kepincut hatinya untuk mendongkel kekuasaan bapanya yang ternyata adalah orang penting, nomor satu di Mangir.
Baruklinting lalu menghimpun kekuatan pasukan, dan secara diam-diam, berkomplot dengan kelompok begal yang sakti, sangar dan berbahaya dari kawasan Selo Merbabu.
Sebenarnya tujuan Baruklinting itu mulia, yakni untuk memuluskan jalan agar ibunya yang ditinggalkannya selama ini, bisa diboyong ke Mangir dan bisa berkumpul sebagai satu keluarga yang utuh di Mangir. Namun cara yang ditempuhnya itu keliru, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa akibat perang yang harusnya tidak perlu.Â
Lagipula, sayangnya ibunya pun tak diketahui rimbanya, ketika dua orang utusan menemukan fakta tempat tinggal ibunya itu di Jalegong lereng gunung Ungaran sebelah Selatan, telah dibumi hangus oleh gerombolan yang mengaku dari pasukan Pajang.