Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kisah Pahit Airbus A380, dari Kejayaan ke Kegagalan

2 Juni 2023   14:56 Diperbarui: 3 Juni 2023   06:51 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pesawat airbus A380 milik maskapai penerbangan Emirates ( sumber foto: kompas.com)

Penghargaan Environmental Excellence: Pada tahun 2019, Airbus A380 menerima penghargaan "Environmental Excellence" (Keunggulan Lingkungan) di Airline Economics Aviation 100 Awards. Penghargaan ini diberikan untuk mengakui upaya Airbus dalam meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi dampak lingkungan pesawat.

Penghargaan-penghargaan ini mencerminkan prestasi dan pengakuan atas desain, pengalaman penumpang, kualitas, dan dampak lingkungan dari Airbus A380 di industri penerbangan.

Kisah Kegagalan Airbus A380

Meskipun A380 mendapatkan banyak perhatian karena ukurannya yang besar dan kemampuannya untuk mengangkut banyak penumpang, penjualannya tidak sesukses yang diharapkan oleh Airbus. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap pesawat ini menurun, dan pada 2019, Airbus mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan produksi A380 setelah mengirimkan pesawat terakhir pada tahun 2021. Ada beberapa alasan utama mengapa produksi A380 dihentikan:

Permintaan yang menurun: Permintaan terhadap pesawat berbadan lebar seperti A380 menurun dalam beberapa tahun terakhir. Maskapai lebih cenderung memilih pesawat yang lebih kecil dan lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar, seperti Boeing 787 Dreamliner dan Airbus A350. Permintaan yang rendah membuat Airbus sulit untuk mendapatkan pesanan baru untuk A380.

Biaya operasional yang tinggi: A380 memiliki biaya operasional yang tinggi dibandingkan dengan pesawat lainnya. Ukurannya yang besar menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi, dan infrastruktur di bandara harus disesuaikan untuk menampung pesawat sebesar A380. Hal ini menyebabkan biaya yang lebih tinggi dalam jangka panjang untuk maskapai.

Fleksibilitas rute yang terbatas: A380 dirancang untuk melayani rute jarak jauh dengan kepadatan penumpang tinggi. Namun, banyak maskapai lebih memilih untuk mengoperasikan pesawat yang lebih kecil dan lebih fleksibel yang dapat melayani rute jarak menengah serta jarak jauh. Pesawat yang lebih kecil memberikan maskapai fleksibilitas yang lebih besar untuk menyesuaikan kapasitas penumpang dengan permintaan dan menghindari risiko kelebihan kapasitas.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, Airbus memutuskan untuk menghentikan produksi A380 setelah memenuhi pesanan yang ada. Hal ini dianggap sebagai pengambilan keputusan yang rasional untuk mengurangi kerugian dan beralih fokus pada pesawat yang lebih efisien dan sesuai dengan permintaan pasar saat ini.

Produksi memuncak pada 30 per tahun pada 2012 dan 2014. Namun, setelah pelanggan terbesar, Emirates, mengurangi pesanan terakhirnya pada Februari 2019, Airbus mengumumkan bahwa produksi A380 akan berakhir pada 2021. 

"A380 bukan hanya pencapaian teknik dan industri yang luar biasa. Penumpang di seluruh dunia senang terbang dengan pesawat hebat ini. Oleh karena itu, pengumuman hari ini menyakitkan bagi kami dan komunitas A380 di seluruh dunia. Namun, perlu diingat bahwa A380 masih akan mengudara selama bertahun-tahun yang akan datang dan tentu saja Airbus akan terus mendukung penuh operator A380," ujar CEO Airbus Tom Enders, pada 14 Februari 2019, seperti dikutip dalam Tempo.co (sumber)

Demikianlah sekilas kisah Kejayaan Airbus A380 hingga pada akhir Kegagalannya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan kita ambil nilai hikmahnya.

Selesai *penulis adalah pencinta dunia aviasi

#Komair_juni,  #komair 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun