Airbus A380, dari Kejayaan ke Kegagalan
Kisah Pahit Pesawat berbadan besar Airbus A380-800 untuk pertama kalinya resmi mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Kamis sore (1/6/2023), mengutip Kompas.com (02/6/2023). Dikabarkan bahwa Airbus A380 milik maskapai Emirates ini akan melayani penerbangan regular Dubai -- Denpasar, dan sebaliknya, dapat membawa 460 penumpang.
Fakta info menariknya bahwa pesawat Airbus A380 telah mencapai kejayaan, namun sejak 2021 telah dihentikan produksinya oleh produsennya di Eropa. (sumber beritanya di sini)Â
Artinya, "Setinggi tingginya pesawat terbang tinggi, akhirnya turun ke daratan juga". Kira kira seperti itulah gambaran yang bisa mencerminkan kisah pahit perjalanan prestasi Airbus A380 dari kejayaan ke kegagalan. Kok Bisa? Berikut ini ulasannya.Â
Sekilas Airbus A380 Superjumbo Jet
Airbus A380 adalah pesawat penumpang berbadan lebar (wide-body) yang diproduksi oleh perusahaan penerbangan Airbus. Pesawat ini memiliki kapasitas penumpang yang sangat besar, sehingga dijuluki sebagai "superjumbo jet". A380 adalah pesawat penumpang terbesar yang pernah diproduksi dan dirancang untuk mengakomodasi hingga 853 penumpang dalam konfigurasi kelas tiga. Namun, konfigurasi yang lebih umum adalah antara 525 hingga 868 penumpang, tergantung pada preferensi maskapai. Hingga 31 Januari 2020, Airbus A380 diproduksi hingga 242unit pesawat, dengan harga satuan 375,3 juta US Dollar ( mengutip: wikipedia.org)Â
Negara Pembuat Airbus A380
Airbus A380 merupakan pesawat yang diproduksi oleh perusahaan Airbus SE, yang berkantor pusat di Toulouse, Prancis. Airbus adalah sebuah perusahaan produsen pesawat komersial yang terkemuka dan berskala internasional. Didirikan pada tahun 1970, Airbus SE merupakan perusahaan yang beroperasi secara kolaboratif dengan melibatkan beberapa negara anggota, termasuk Prancis, Jerman, Spanyol, dan Britania Raya.
Airbus SE, sebagai produsen utama pesawat A380, melibatkan divisi dan pabrik-pabriknya di berbagai lokasi. Di Prancis, produksi A380 dilakukan di pabrik Toulouse, yang juga merupakan lokasi pusat utama produksi Airbus. Selain itu, beberapa bagian pesawat A380 juga diproduksi di fasilitas Airbus di Hamburg, Jerman, dan Getafe, Spanyol. Proses produksi melibatkan kerjasama dan kontribusi dari berbagai tim dan fasilitas produksi di seluruh jaringan Airbus.
Sebagai produsen utama pesawat A380, Airbus SE berperan dalam desain, pengembangan, produksi, dan penjualan pesawat tersebut kepada maskapai penerbangan di seluruh dunia.
Spesifikasi Mesin
A380 memiliki empat mesin turbofan besar yang dipasang di sayapnya dan memiliki jangkauan yang cukup jauh, sehingga cocok untuk penerbangan jarak jauh. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi modern, seperti sistem fly-by-wire yang menggunakan kontrol elektronik untuk mengoperasikan permukaan kendali pesawat.
Airbus A380 juga menawarkan kabin yang luas dan nyaman dengan berbagai fasilitas untuk penumpang, termasuk ruang tidur, bar, dan hiburan di dalam pesawat. Desain kabinnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan maskapai, memungkinkan mereka untuk menciptakan pengalaman penumpang yang unik.
Sempat Laris Dipakai Maskapai di Beberapa Negara
Airbus A380 telah digunakan oleh beberapa maskapai penerbangan di seluruh dunia. Beberapa maskapai terkemuka yang menggunakan atau pernah menggunakan Airbus A380 antara lain:
Emirates: Maskapai penerbangan Emirates dari Uni Emirat Arab adalah operator terbesar Airbus A380 di dunia. Mereka memiliki armada yang sangat besar dari pesawat ini dan mengoperasikan A380 untuk penerbangan ke berbagai tujuan internasional.
Singapore Airlines: Singapore Airlines adalah maskapai penerbangan pertama yang mengoperasikan Airbus A380. Mereka menggunakan pesawat ini untuk melayani penerbangan jarak jauh ke berbagai destinasi di seluruh dunia.
Qantas: Maskapai penerbangan Australia, Qantas, juga merupakan pengguna Airbus A380. Mereka menggunakan A380 untuk beberapa rute jarak jauh seperti penerbangan antara Sydney dan Los Angeles.
Lufthansa: Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, juga merupakan operator Airbus A380. Mereka menggunakan pesawat ini untuk melayani rute jarak jauh ke berbagai destinasi di seluruh dunia.
Selain itu, beberapa maskapai lain yang juga menggunakan atau pernah menggunakan Airbus A380 termasuk British Airways, Air France, Korean Air, Malaysia Airlines, Thai Airways, Qatar Airways dan China Southern Airlines. Namun, setelah penjualan yang menurun, beberapa maskapai telah mengurangi atau menghentikan operasional A380 dalam armada mereka.
Puncak Kejayaan Airbus A380
Puncak kejayaan Airbus A380 adalah pada awal peluncurannya pada tahun 2007 hingga beberapa tahun berikutnya. Pada saat itu, A380 dianggap sebagai inovasi luar biasa dalam industri penerbangan dan menjadi pusat perhatian dunia. Beberapa hal yang patut dicatat:
Peluncuran yang Megah: Pada Maret 2007, Airbus A380 resmi diluncurkan dengan upacara yang megah di Toulouse, Prancis. Acara ini dihadiri oleh pemimpin negara dan pejabat tinggi dari berbagai negara, serta perwakilan dari maskapai penerbangan di seluruh dunia. Peluncuran ini menandai permulaan era baru dalam penerbangan komersial.
Pengakuan Industri:Â A380 memenangkan sejumlah penghargaan industri yang bergengsi. Pada tahun 2007, A380 dianugerahi Collier Trophy di Amerika Serikat, penghargaan bergengsi dalam industri dirgantara, untuk mengakui inovasi desain dan teknologi yang dimilikinya.
Tertariknya Maskapai: Airbus A380 menarik minat maskapai-maskapai terkemuka di seluruh dunia. Maskapai seperti Emirates, Singapore Airlines, dan Qantas menjadi pelanggan awal yang memesan pesawat ini dalam jumlah besar. Maskapai ini melihat potensi A380 dalam meningkatkan kapasitas penumpang, meningkatkan pengalaman penumpang, dan memperluas jangkauan jarak jauh mereka.
Penerbangan Pertama yang Sukses: Pada 27 April 2005, Airbus A380 melakukan penerbangan perdana yang sukses. Pesawat tersebut berhasil terbang selama sekitar tiga jam, menunjukkan performa yang baik dan stabilitas dalam udara. Penerbangan perdana ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan A380 menuju keberhasilan.
Keberhasilan Komersial: Selama beberapa tahun setelah peluncurannya, pesanan untuk Airbus A380 terus meningkat. Pada tahun 2010, jumlah pesanan mencapai titik tertinggi dengan total lebih dari 250 pesanan dari berbagai maskapai di seluruh dunia.
Puncak kejayaan Airbus A380 ini mencerminkan ekspektasi yang tinggi terhadap pesawat tersebut sebagai inovasi terobosan dalam industri penerbangan. Dalam beberapa tahun pertama setelah peluncurannya, A380 menarik perhatian dunia dan dianggap sebagai simbol prestise dan kemajuan dalam dunia penerbangan.
Beberapa Prestasi Airbus A380
Airbus A380 memiliki beberapa prestasi yang signifikan dalam industri penerbangan, terutama terkait dengan ukurannya yang besar dan kapasitas penumpang yang luas. Berikut adalah beberapa prestasi utama dari Airbus A380:
Pesawat penumpang terbesar: A380 adalah pesawat penumpang terbesar yang pernah diproduksi. Dengan kapasitas maksimum hingga 853 penumpang, pesawat ini memungkinkan maskapai untuk mengangkut jumlah penumpang yang signifikan dalam satu penerbangan.
Inovasi desain: A380 memperkenalkan beberapa inovasi desain yang canggih. Penggunaan teknologi fly-by-wire, di mana sistem kontrol pesawat beroperasi secara elektronik, memberikan kestabilan dan keamanan yang tinggi. Selain itu, desain sayap yang unik dengan winglet membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar dan performa keseluruhan pesawat.
Kabin luas dan kenyamanan: A380 menawarkan kabin yang luas dan nyaman bagi penumpang. Maskapai dapat mengkonfigurasi kabin sesuai dengan preferensi mereka, termasuk menambahkan fasilitas seperti ruang tidur, bar, dan hiburan dalam penerbangan. Hal ini memberikan pengalaman yang lebih baik bagi penumpang dalam penerbangan jarak jauh.
Jangkauan jarak yang jauh: A380 memiliki jangkauan yang cukup jauh, memungkinkan penerbangan nonstop untuk rute jarak jauh seperti penerbangan transatlantik atau transpasifik. Ini memungkinkan maskapai untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menghubungkan kota-kota dengan penerbangan langsung.
Beberapa Penghargaan Telah Diraih
Berikut adalah beberapa penghargaan yang diraih oleh Airbus A380:
Penghargaan Best Aircraft Interior: Pada tahun 2008, Airbus A380 memenangkan penghargaan "Best Aircraft Interior" di Crystal Cabin Awards. Penghargaan ini diberikan untuk mengakui desain interior yang inovatif dan kenyamanan yang ditawarkan oleh A380.
Penghargaan Best Passenger Experience:Â A380 juga meraih penghargaan "Best Passenger Experience" (Pengalaman Penumpang Terbaik) di APEX Passenger Choice Awards pada tahun 2012. Penghargaan ini mengakui upaya Airbus dalam menyediakan kabin yang luas, fasilitas yang baik, dan layanan yang memuaskan bagi penumpang.
Penghargaan Best Aircraft Type: Pada tahun 2013, Airbus A380 memperoleh penghargaan "Best Aircraft Type" di Skytrax World Airline Awards. Penghargaan ini diberikan berdasarkan survei yang melibatkan jutaan penumpang yang menilai kinerja dan kualitas pesawat.
Penghargaan Best Airline to Fly A380: Emirates, salah satu maskapai terbesar pengguna Airbus A380, telah menerima beberapa penghargaan terkait A380. Pada Skytrax World Airline Awards, Emirates memenangkan penghargaan "Best Airline to Fly A380" (Maskapai Terbaik untuk Penerbangan dengan A380) beberapa kali.
Penghargaan Environmental Excellence: Pada tahun 2019, Airbus A380 menerima penghargaan "Environmental Excellence" (Keunggulan Lingkungan) di Airline Economics Aviation 100 Awards. Penghargaan ini diberikan untuk mengakui upaya Airbus dalam meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi dampak lingkungan pesawat.
Penghargaan-penghargaan ini mencerminkan prestasi dan pengakuan atas desain, pengalaman penumpang, kualitas, dan dampak lingkungan dari Airbus A380 di industri penerbangan.
Kisah Kegagalan Airbus A380
Meskipun A380 mendapatkan banyak perhatian karena ukurannya yang besar dan kemampuannya untuk mengangkut banyak penumpang, penjualannya tidak sesukses yang diharapkan oleh Airbus. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap pesawat ini menurun, dan pada 2019, Airbus mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan produksi A380 setelah mengirimkan pesawat terakhir pada tahun 2021. Ada beberapa alasan utama mengapa produksi A380 dihentikan:
Permintaan yang menurun: Permintaan terhadap pesawat berbadan lebar seperti A380 menurun dalam beberapa tahun terakhir. Maskapai lebih cenderung memilih pesawat yang lebih kecil dan lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar, seperti Boeing 787 Dreamliner dan Airbus A350. Permintaan yang rendah membuat Airbus sulit untuk mendapatkan pesanan baru untuk A380.
Biaya operasional yang tinggi:Â A380 memiliki biaya operasional yang tinggi dibandingkan dengan pesawat lainnya. Ukurannya yang besar menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi, dan infrastruktur di bandara harus disesuaikan untuk menampung pesawat sebesar A380. Hal ini menyebabkan biaya yang lebih tinggi dalam jangka panjang untuk maskapai.
Fleksibilitas rute yang terbatas: A380 dirancang untuk melayani rute jarak jauh dengan kepadatan penumpang tinggi. Namun, banyak maskapai lebih memilih untuk mengoperasikan pesawat yang lebih kecil dan lebih fleksibel yang dapat melayani rute jarak menengah serta jarak jauh. Pesawat yang lebih kecil memberikan maskapai fleksibilitas yang lebih besar untuk menyesuaikan kapasitas penumpang dengan permintaan dan menghindari risiko kelebihan kapasitas.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, Airbus memutuskan untuk menghentikan produksi A380 setelah memenuhi pesanan yang ada. Hal ini dianggap sebagai pengambilan keputusan yang rasional untuk mengurangi kerugian dan beralih fokus pada pesawat yang lebih efisien dan sesuai dengan permintaan pasar saat ini.
Produksi memuncak pada 30 per tahun pada 2012 dan 2014. Namun, setelah pelanggan terbesar, Emirates, mengurangi pesanan terakhirnya pada Februari 2019, Airbus mengumumkan bahwa produksi A380 akan berakhir pada 2021.Â
"A380 bukan hanya pencapaian teknik dan industri yang luar biasa. Penumpang di seluruh dunia senang terbang dengan pesawat hebat ini. Oleh karena itu, pengumuman hari ini menyakitkan bagi kami dan komunitas A380 di seluruh dunia. Namun, perlu diingat bahwa A380 masih akan mengudara selama bertahun-tahun yang akan datang dan tentu saja Airbus akan terus mendukung penuh operator A380," ujar CEO Airbus Tom Enders, pada 14 Februari 2019, seperti dikutip dalam Tempo.co (sumber)
Demikianlah sekilas kisah Kejayaan Airbus A380 hingga pada akhir Kegagalannya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan kita ambil nilai hikmahnya.
Selesai *penulis adalah pencinta dunia aviasi
#Komair_juni, #komairÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H