Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting - Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode#20)

29 April 2023   19:48 Diperbarui: 30 April 2023   10:32 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kriwikan dadi grojogan" #20 , Cover image by D.Wibhyanto / dokumen pribadi.

"Beberapa orang-orang kita yang berada di Pasar Gede dan berbaur bersama penduduk, tak sempat melawan. Mereka turut menjadi korban", kata Margopati.

"Apaa?!", teriak Pulanggeni. Dia benar-benar terkejut mendengar kabar itu.

Maka Pulanggeni benar-benar menjadi geram. Dia menduga-duga bahwa Baruklinting adalah pihak yang berada di balik fitnah itu. Dia meminta pasukan telik sandi untuk bergerak menyelidiki. "Ini pasti dia! Ini ulahnya! Baruklinting dibalik ini semua", desisnya. 

"Bongkar kasus ini. Aku mau memastikan bahwa dialah orang itu yang berada dibalik fitnah dan adudomba ini", pungkas Pulanggeni. 

Pulanggeni menganggap bahwa rentetan peristiwa kriminal, termasuk penjarahan itu adalah ulah keji Baruklinting sendiri yang menjadikan kelompok Nogo Kemuning sebagai tameng biang kerok dan kambing hitam atas semua kejadian itu. Pulanggeni menganggap Baruklinting telah mengingkari janji, berkhianat dan ingin menikmati kekuasaan Mangir tanpa perlu cawe-cawe gerombolan Nogo Kemuning. 

"Telah kuduga. Dari dulu anak itu memang licik dan culas. Janji janjinya hanya lamis, manis di bibir. Janji selalu diingkari".

Pulanggeni semakin geram. Maka dia mengatur rencana untuk membuat perhitungan dengan Baruklinting. 

"Mata harus dibalas dengan mata. Tak kubiarkan orang-orang kita mati sia-sia di Mangir", desis Pulanggeni kepada anak buahnya. Giginya bergemeretak.

Matanya merah penuh kemarahan. Kemarahan seorang kepala begal yang terluka hatinya. Dendam kemudian membara dalam hatinya. Pengkhianatan atas janji adalah penyebabnya. 

Ndalem Wanabayan, Kotapraja

Sementara di tempat lain di Ndalem Wanabayan, sebaliknya Baruklinting terkejut. Dia menuduh bahwa Pulanggeni dan kelompoknya mulai bertindak di luar nalar, yaitu ingin melakukan pemberontakan di Mangir. Dia tahu bahwa penjarahan itu dilakukan oleh sekelompok orang berpakaian serba kuning, untuk memicu suatu kerusuhan yang lebih besar. 

"Itu jelas-jelas kelompok Nogo Kemuning pelakunya", ujar Baruklinting. "Pulanggeni di balik ini semua", desisnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun