"Tidak apa-apa. Paling sebentar lagi sembuh".
"Aku sering di tempat ini bersama ayahmu. Kami sering menghabiskan waktu beberapa jam bersama di sini. Apa ayahmu sering mengajarimu minum miras?", tanya Bayu Samudra. Jane menggeleng. Lelaki itu kemudian menuangkan sedikit wine di gelas.
"Minumlah", katanya. Jane minum dan tersedak. "Apa lukamu membuatmu sakit?".
"Tidak".
"Kamu sulit mengungkapkan rasa sakit. Mungkin tak ada yang mengajarimu begitu", kata Bayu.
"Sebelumnya ada satu orang. Tapi kini sudah mati".Â
"Mungkin hidup adalah proses untuk bertemu orang seperti itu. Orang yang bisa kau beri tahu bahwa kau kesakitan dan kesulitan. Tempat kamu bisa curhat", kata Bayu Samudra.
"Apa kamu punya orang seperti itu?", tanya Jane.
 "Ada tapi sudah mati", jawabnya singkat.
Di luar hujan turun belum juga reda. Sesaat kemudian Bayu Samudra mengeluarkan suatu berkas. Jane membaca berkas itu.
"Nama Jane Jennifer sudah tiada", ujar Bayu Samudra. "Kamu adalah Clara, Clara Larasati. Mulai sekarang hiduplah dengan nama itu. Hiduplah dengan lembaran baru. Semestinya kamu bisa", ucapnya kemudian.