Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

CLARA-Putri Seorang Mafia (Episode #4)

14 April 2023   05:38 Diperbarui: 15 April 2023   10:00 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cukup. Hentikan semua! Apa-apaan ini", hardik Gibon.

Jane tersungkur kelelahan. Tangannya berdarah dengan masih memegang pecahan kaca. Napasnya tersengal-sengal. Sinar matanya masih menyimpan kemarahan yang besar. Sementara Guntur Geni diseret oleh beberapa orang keluar sasana itu. Luis juga tak tampak lagi batang hidungnya. Entah Guntur Geni dibawa pergi kemana.

Gedung Menara "Dragon Empire"

Di luar, hujan turun dengan lebat. Sesekali bunyi petir yang cahayanya bercabang biru menyilaukan mata itu menyambar, gemuruh geludug bunyinya menggema, merembet ke lorong-lorong ruangan dan dinding gedung bertingkat tigapuluh lantai itu.

Guntur Geni harus menanggung akibat perbuatannya. Gibon bersama beberapa orang telah menyeret tubuhnya dan membawa masuk ke ruangan Bos Gangster itu.

"Prinsip organisasi harus ditegakkan. Wajah, lengan atau kaki. Pilih salah satu", kata Bayu Samudra dingin. Dia menghunus sebuah pedang katana. Tepi pedang itu memantulkan kilau sinar cahaya putih. Bunyi berdencing ketika pedang keluar dari sarungnya.

"Hanya satu yang akan aku hancurkan", katanya.

Guntur Geni maju, dengan penuh ketakutan dia memohon ampun dan mengaku bersalah.

"Aku tak akan membunuhmu, cepat pilih!", sekali lagi Bos Gangster itu berkata.

"Kau akan menyingkirkanku? Katamu aku berguna", kata Guntur Geni mencoba membela diri memakai kata-kata.

"Sayang sekali. Kupikir dia anak perempuan itu akan mengalami hal ini. Setidaknya sekali. Namun tak kusangka. Ternyata justru kau orangnya".

"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran", kata Guntur Geni membela diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun