Mohon tunggu...
Aqshal Radhitya
Aqshal Radhitya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka foto

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kereta "Hantu" yang Membantu Membelah Kemacetan Jakarta

31 Oktober 2024   16:35 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada beberapa moda transportasi yang bisa digunakan para pekerja untuk menuju ke Jakarta, contohnya Transjakarta dan LRT. Pembeda dari kedua moda transportasi tersebut adalah Transjakarta masih ikut di dalam kemacetan, sedangkan LRT tidak, karena mempunyai lajurnya sendiri seperti kereta. Namun, berbeda dengan kereta yang biasanya jauh dari lajurnya jauh dari pusat kota, LRT ini memiliki jalur yang melintang di atas jalanan Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya. 

Sudah Direncanakan Sejak 2015

LRT (Light Rail Transit) pertama kali direncanakan pada tahun 2015, dan mulai dibangun pada tahun itu juga pada tanggal 9 september 2015 yang kontraktor utamanya adalah PT Adhi Karya. Pada proses pembangunannya banyak hambatan seperti proses teknis dan pendanaan. Tantangan terberatnya adalah proses teknis dan kondisi geografis. Karena pembangunannya berada di wilayah yang sangat padat dan rawan kemacetan, maka prosesnya menjadi lebih rumit dan lama. Sehingga dalam proses pembangunannya banyak mengorbankan lajur jalan yang memperparah kemacetan yang akan dilalui oleh LRT tersebut. Ada faktor lain yang memperlambat proses pembangunan LRT, yaitu COVID 19. Proses pembangunan LRT ini memang berada saat kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja karena wabah tersebut. Namun dengan berbagai hambatan tersebut LRT kini berhasil beroperasi pertama kali pada tanggal 28 Agustus 2023. (dephub.go.id)

Kereta ini sangat menarik perhatian banyak warga karena, LRT tidak dikendalikan oleh masinis atau bisa dibilang kereta "hantu". LRT memakai teknologi tanpa awak atau sistem operasi otomatis, sehingga tidak harus ada masinis yang mengendalikan kereta tersebut. Teknologi ini merupakan salah satu hal baru yang ada di negara kita, karena kereta ini bisa dioperasikan melalui sistem komputer yang diawasi oleh pusat kendali. 

Bagaimana Kereta Bisa Dikendalikan Meski Tidak Ada Masinis

Sistem yang digunakan oleh LRT antara lain adalah Sistem Persinyalan Berbasis Komunikasi (CBTC). Sistem CBTC ini adalah sistem teknologi baru yang memungkinkan kereta beroperasi dalam jarak antar kereta yang lebih dekat dan lebih akurat. Sistem ini memungkinkan Kereta berkomunikasi secara langsung kepada pusat kendali, sehingga bisa mengatur kecepatan, jarak dengan kereta lain, waktu keberangkatan, dan sistem operasional yang dikendalikan langsung oleh sistem tanpa adanya campur tangan manusia sama sekali.

Selain itu LRT juga mengadopsi teknologi Grade Of Automation level 3 (GoA 3) yang berarti meskipun semuanya dikendalikan oleh sistem, namun sistem ini tetap dipantau oleh manusia atau petugas. Di level ini ketika kereta mulai bergerak, berhenti, dan menyesuaikan kecepatannya tetap diatur oleh sistem otomatis yang sudah tersedia. Namun, petugas tetap memantau  dan akan mengambil kendali jarak jauh  ketika terjadi keadaan darurat atau terjadi kerusakan pada sistem. Petugas akan memantau kereta melalui pusat kontrol, semua operasi kereta dapat dilihat secara langsung (real time). Jika harus, petugas langsung bisa mengambil alih kendali jika kereta tidak bisa mendeteksi bahaya yang ada di depannya.

LRT memiliki sistem keselamatan yang sangat lengkap. Sistem otomatis ini sangat mengutamakan keamanan. Kereta ini dilengkapi dengan banyak sekali sensor dan alat pengamanan yang dapat mendeteksi hambatan atau bahaya yang berada di depannya. LRT dapat berhenti dengan sendirinya ketika sensor-sensor itu mendapati sinyal berbahaya. Sistem CBTC ini bisa juga mendeteksi keberadaan kereta untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan semestinya dan menghindari tabrakan dengan kereta lain. (dephub.go.id)

Siapa Saja Yang Berjasa Dalam Terciptanya LRT

Sistem operasi otomatis ini dikembangkan oleh perusahaan dalam negeri yang bekerja sama dengan perusahaan luar negeri. Perusahaan luar yang melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam negeri adalah Thales Group. Perusahaan ini memiliki basis di negara Prancis yang menjadi salah satu pemain penting dalam terjadinya LRT ini. Perusahaan ini membantu mengembangkan sistem operasi otomatis untuk LRT ini dengan berbagai pengalaman dalam menyediakan sistem CBTC yang memungkinkan kereta bisa berjalan tanpa masinis.

Selanjutnya ada perusahaan dalam negeri PT LEN Industri. Perusahaan BUMN yang berada pada bidang teknologi elektronik dan otomatis memiliki peran yang tidak kalah penting dalam terciptanya sistem operasi otomatis ini. Perusahaan ini bertanggung jawab atas integrasi sistem persinyalan dan telekomunikasi yang bertujuan agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik dan menaati prosedur keamanan. Selain membuat sistem operasi otomatis, PT LEN ini juga sebelumnya bertanggung jawab pada penyediaan perangkat lunak pendukung yang disesuaikan untuk masyarakat Indonesia.

PT KAI Indonesia, bertanggung jawab pada pengoperasionalan, pengelolaan, dan pengawasan sebagai operator utama dalam penyediaan layanan LRT ini. PT KAI juga bertanggung jawab dalam memastikan semua pelayanan dapat bekerja dengan baik.

PT INKA, perusahaan ini bertanggung jawab dalam pembuatan bentuk kereta itu sendiri. Perusahaan ini memproduksi kereta serta gerbong yang digunakan oleh LRT ini. Mereka juga mendesain kereta dan memastikan apakah kereta ini layak digunakan atau tidak.

Selain PT LEN, perusahaan Siemens juga terlibat dalam penyediaan perangkat sistem otomatis dan segala macam persinyalan yang digunakan oleh LRT. Perusahaan ini memiliki rekam jejak yang cukup bagus dalam industri kereta otomatis dan penyediaan perangkat pendukung untuk memastikan keselamatan.

Selain perusahaan, pemerintah melalui kementerian perhubungan juga sangat memiliki peran pada pembuatan LRT. Kementerian perhubungan memiliki tugas sebagai bidang pengawasan agar semua produk yang keluar sesuai dengan regulasi yang ada. Selain itu juga memastikan standar keselamatan dan kelayakan operasi LRT. (bisnis.tempo.co)

Keuntungan Yang Didapatkan Dengan Menggunakan Sistem Operasi Tanpa Awak

Keuntungan memakai sistem operasi otomatis adalah bisa menghemat efisiensi waktu dan biaya. Karena menggunakan sistem masinis tidak dibutuhkan lagi disini jadi, bisa mengurangi pengeluaran biaya untuk masinis. Selain itu, karena tidak ada masinis bisa mengurangi kesalahan fatal karena adanya faktor human error. 

Selanjutnya bisa mempercepat frekuensi keberangkatan dan ketepatan waktu kereta. Dengan digunakannya sistem ini kereta mampu beroperasi secara interval dengan lebih konsisten. Sehingga bisa meningkatkan kapasitas penumpang dan lebih bisa diprediksi kapan keretanya akan sampai.

Tidak hanya itu, keamanan yang ada di kereta ini bisa jauh lebih meningkat karena banyak sekali sensor dan perangkat keamanan lain yang bisa menunjang keselamatan penumpang. Sensor-sensor ini pastinya memiliki Reaction time yang jauh lebih cepat dari pada manusia biasa. Sehingga, bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Tantangan Dan Masukan Untuk LRT

Namun, dengan adanya berbagai sistem yang canggih terdapat berbagai tantangan pada tahapan awal pengoperasian LRT ini. Seperti pada masa awal uji coba banyak penumpang yang mengeluhkan keterlambatan jadwal. Hal ini bisa terjadi karena banyak sistem yang belum sempurna dan perlu banyak diatur. 

Selain software ada beberapa masalah hardware yang ada di LRT ini. Seperti roda yang cepat aus sehingga banyak gerbong kereta yang harus ditarik kembali ke depo (garasi kereta) untuk dilakukan proses perbaikan. Tidak hanya itu, banyak lagi masalah yang ditemukan pada masa percobaan LRT, mulai dari mati listrik, pintu tidak mau terbuka, sampai kereta berhenti di tengah jalan. Namun ini lah gunanya uji coba, sehingga masalah bisa ditemukan dan dicoba diselesaikan sebelum LRT resmi diluncurkan. 

Tetapi, itu hanya pada saat uji coba. PT Inka sebagai yang memproduksi kereta ini bekerja dengan baik sehingga seluruh evaluasi yang terjadi pada masa uji coba sudah tidak terulang kembali. Banyak masalah yang terjadi pada masa uji coba sudah diperbaiki dan diperbagus oleh PT Inka

Banyak tanggapan tentang transportasi baru ini, khususnya para pekerja atau yang sering keluar masuk kota Jakarta. Ada berbagai tanggapan positif yang tertuju kepada moda transportasi ini. Contohnya adalah dengan pengurangan waktu tempuh untuk mereka menuju ke Jakarta. Yang biasanya waktu habis di perjalanan, macet-macetan, dan panas-panasan, kini bisa duduk manis dengan tenang, aman, dan nyaman di dalam sebuah gerbong kereta yang dingin. 

Dengan jadwal kereta yang terorganisir membuat masyarakat bisa jauh lebih tenang karena dapat memprediksi kereta akan datang dan pergi pada jam berapa. Akses menuju stasiun juga jauh lebih mudah karena, stasiun-stasiun LRT ini terdapat di atas jalan sehingga tidak memperparah kemacetan. Ada juga beberapa stasiun yang berada persis di depan gedung-gedung perkantoran sehingga para pekerja dapat menghemat waktu dan uangnya jauh lebih banyak.

Dengan adanya LRT ini juga bisa membuat pemakai kendaraan menjadi berkurang. Sehingga, bisa mengurangi berbagai macam hal contohnya, mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh banyak kendaraan pribadi seperti mobil karena mereka takut kepanasan kini bisa memakai LRT. Otomatis ketika pemakaian kendaraan pribadi berkurang maka polusi yang dihasilkan juga dapat berkurang sehingga kita bisa mendapatkan udara yang lebih segar karena LRT tidak menghasilkan polusi udara.

Menurut seorang mahasiswa yang berkuliah di daerah Kuningan Jakarta Selatan, ia sangat suka memakai LRT ini karena jauh lebih nyaman dan tidak perlu lagi macet-macetan dari Bekasi. Dia juga bisa menghemat waktunya karena ia bisa turun langsung di depan kampusnya karena stasiun tidak jauh dari tempat ia berkuliah.

Tidak hanya tanggapan positif, tanggapan negatif dan membangun juga banyak diberikan oleh masyarakat. Contohnya adalah keterbatasan jangkauan rute yang dimiliki. banyak masyarakat yang berpendapat bahwa rute yang dimiliki LRT masih sangat terbatas dan tidak bisa menjangkau area-area yang lebih ramai. Sehingga, menurut masyarakat keberadaan LRT ini masih kurang efektif karena tidak bisa menjangkau banyak area di Jakarta.

Hal ini bisa terjadi karena proses pembangunan tahap kedua jalur LRT baru dimulai pada bulan juli. Rute LRT B1 Velodrome sampai manggarai. Rute ini diprediksi akan rampung pada tahun 2027. Jika rute ini sudah selesai maka keefektifan LRT bisa jauh meningkat karena bisa menjangkau lebih banyak tempat yang ada di Jakarta. Sehingga masyarakat bisa lebih leluasa untuk berpergian keluar ataupun keliling kota Jakarta.

Pada dasarnya masyarakat yang ada di luar maupun di dalam Jakarta sangat terbantu dengan adanya LRT ini. Dengan transportasi yang nyaman, bisa membelah kemacetan di ibukota dengan cepat. Terlebih lagi banyak stasiun yang sudah terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti KRL, MRT, dan Transjakarta. Masyarakat Indonesia berharap moda transportasi yang seperti ini bisa diperbanyak dan diperluas agar tidak hanya masyarakat Jakarta dan sekitarnya saja yang merasakan, namun bisa menjangkau lebih banyak lagi. Dan juga masyarakat juga dimohon untuk menggunakan moda transportasi publik agar pemerintah tidak sia-sia membangun fasilitas LRT dan yang lain-lain

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun