Mohon tunggu...
Aqmal Ridhan
Aqmal Ridhan Mohon Tunggu... Nahkoda - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepotong Hujan di Senja Itu

21 November 2024   13:23 Diperbarui: 21 November 2024   13:38 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepotong Hujan di Senja Itu

Senja datang dengan warna jingga yang menguar hangat. Rintik hujan mulai turun, mengguyur jalan setapak yang menuju ke rumah tua di ujung desa. Di sana, seorang pria tua duduk di kursi kayu, menatap jauh ke halaman.

Namanya Pak Rahman. Ia sudah melewati banyak senja seperti ini, namun hari ini terasa berbeda. Di tangannya, sebuah surat lusuh yang baru diterima pagi tadi. Tulisan tangan yang dikenalnya dengan baik tertera di sana: "Ayah, aku akan pulang."

Pak Rahman hampir tidak percaya. Sudah sepuluh tahun sejak anaknya, Dani, meninggalkan rumah tanpa pesan. Ia pergi dengan ambisi besar ke kota, meninggalkan ayahnya yang hanya seorang petani kecil. Tak ada kabar sejak itu, hanya keheningan yang menjadi teman Pak Rahman. Namun, surat itu membangkitkan harapan yang hampir padam.

Senja mulai bergulir ke kegelapan. Suara derap langkah terdengar dari kejauhan, semakin mendekat. Pak Rahman berdiri, hatinya berdebar. Sosok pria muda dengan jaket kusam muncul dari balik kabut hujan. Wajahnya lelah, namun senyumnya lebar.

"Ayah," suara itu pecah di antara suara hujan.
Pak Rahman terdiam sejenak, matanya basah. Bukan oleh hujan, tapi oleh kerinduan yang akhirnya terjawab. Ia merentangkan tangannya, dan Dani berlari memeluknya.

Hujan terus turun, membasahi mereka berdua. Tapi di hati Pak Rahman, hujan itu seperti berkat. Senja itu menjadi saksi, bahwa cinta seorang ayah selalu mampu menunggu, tak peduli berapa lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun