2. Humayun (1530-1540 M Dan 1556 M)
Babur digantikan oleh putra sulungnya, Humayun yang bernama lengkap Naseeruddin Humayun. Ia adalah seorang raja yang dermawan, ramah dan suka memaafkan. Pada awal pemerintahannya, Humayun mengalami kesulitan karena perilaku dari saudara-saudaranya yang menuntut hak untuk memerintah
3. Akbar (1556-1605 M)
 Sepeninggal Humayun, tahta kerajaan Mughal dijabat oleh putranya Akbar. Ia bergelar Sultan Abdul Fath Jalaluddin Akbar Khan. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India
4. Jehangir (1605-1627 M)
 Setelah Akbar, yaitu anaknya Jehangir. Masa pemerintahan Jehangir kurang lebih selama 23 tahun. Ia adalah penganut ahl al-sunnah wa al jamaah, sehingga Din-iIlahi yang dibentuk ayahnya menjadi hilang pengaruhnya
5. Syah Jehan (1627-1658 M)
 Syah Jehan tampil menggantikan pemerintahan Jehangir. Syah Jehan adalah seorang yang terpelajar, ia memiliki bakat kepemimpinan dan memiliki jiwa intelektual dan seni. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal
6. Aurangzeb / Alamghir I (1658-1707 M)
Aurangzeb bergelar Alamghir Padshah Ghazi. Ia penguasa yang berani dan bijak, kebesarannya sejajar dengan Akbar, Pendahulunya. Pada tahun 1668 M, menyuruh perusakan kuil-kuil Hindu yang disalahgunakan untuk kegiatan-kegiatan politik dan mensponsori pengkodifikasian hukum Islam yang di kenal dengan Fatawa-I, Alamgiri. Tindakan Aurangzeb di atas menyulut kemarahan orang-orang Hindu. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan di masanya
Adapun faktor-faktor runtuhnya dinasti Mughal yaitu :
- Perebutan kekuasaan antar keluarga
- Ide-ide Aurangzeb menjadi bumerang bagi sultan-sultan yang lemah, yakni menimbulkan   kembali fanatisme non muslim
- Pemberontakan oleh umat Hindu
- Serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Pangkal perselisihan antara Mughal dan Syafawi karena berebut daerah Kandahar. Sedangkan pangkal perselisihan Mughal dan Afghanistan karena berebut daerah Kabul.
- Kerajaan Mughal yang begitu luas, membuka peluang terjadinya disintegrasi, karena pada masa itu sistem komunikasi sangat buruk. Ketika kerajaan telah mencakup wilayah yang sangat luas, kerajaan menjadi lemah
- Kelemahan ekonomi dan semua pewaris tahta kerajaan pasca Aurangzeb merupakan orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan