"Antarkan saya ke kampus FESBK" ujarnya kepada supir.
Ketika pintu kelas dibuka. Ia melihat seluruh mahasiswa telah datang menunggunya. Kemudian ia tersenyum kepada mereka tanpa mengucapkan ma'af. Ia tahu merekalah yang butuh dan sudah semestinya menunggu, meski telat.
Lembaran soal dibagikan satu persatu. Semua mahasiswa diam, sibuk mengerjakan soal filsafat yang rumit. Lelaki itu duduk di kursi dosen sambil mengawasi ujian.
"Waktu habis." Katanya. "Selesai nggak selesai langsung kumpulkan." Beberapa mahasiswa langsung berebut menyetorkan lembaran jawaban itu. Hari itu sengaja tidak langsung dinilai karena kata mata bacanya tertinggal di rumah. Ia hanya memeriksa siapa saja yang hadir untuk mengikuti ujian. Di tengah-tengah memeriksa lembaran jawaban itu, ia menemukan sebuah surat lipatan khusus dari buku tulis yang disobek. Ia membuka dan membacanya.
Manusia terlahir fitrah
Dari apa manusia diciptakan, di situ manusia akan kembali padanya.
Adakah manusia yang suci dari debu?
Bahkan seorang nabi saja pernah ditegur?
Tidakkah kita lebih unggul dari nabi.
Bukankah kemulian itu ada pada kata "memaafkan"
Ingat kita hidup bukan untuk sekarang.