Mohon tunggu...
Aqil Nedhio Wibowo
Aqil Nedhio Wibowo Mohon Tunggu... Freelancer - -

Orang yang terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Atletico Madrid Tebus Joao Felix, Ada Beruang di Balik Pohon?

5 Juli 2019   15:49 Diperbarui: 14 Juli 2019   02:19 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://twitter.com/Atleti


Setelah 2 tahun yang lalu PSG dan Barcelona menghebohkan jagat sepak bola dengan pembelian pemain muda dengan harga di atas 100 juta Euro, ternyata musim ini ada lagi wonderkid yang dibeli dengan harga wah oleh salah satu klub raksasa Eropa. 

Siapakah dia? Ya, pemain tersebut adalah Joao Felix. Remaja 19 tahun tersebut dibeli Atletico Madrid seharga 126 juta Euro dari Benfica, sebuah harga yang sangat mahal untuk pemain yang baru bermain satu musim di level top-flight. 

Atletico Madrid dikenal sebagai gudangnya striker bertalenta, sebut saja Fernando Torres, Sergio Aguero dan yang terakhir Antoine Griezmann. Dengan ramainya berita kepergian Antoine Griezmann dari Estadio Wanda Metropolitano, Atletico Madrid pun mendatangkan Joao Felix yang kemungkinan akan diplot sebagai pemimpin lini depan Los Rojiblancos yang baru. Namun, apa benar Joao Felix merupakan solusi yang tepat? Terlebih dengan jumlah uang yang dikeluarkan, masih waraskah Atletico Madrid?

Sumber: https://pixabay.com/photos/football-soccer-europe-uefa-2699589/
Sumber: https://pixabay.com/photos/football-soccer-europe-uefa-2699589/
Wait, bentar-bentar. Memangnya Joao Felix sehebat apa sih, kok bisa-bisanya dihargai semahal itu? Joao Felix sendiri merupakan pemain muda yang multifungsi, semua posisi di sektor penyerangan dapat dia mainkan. 

Joao Felix menjadi buah bibir karena mampu tampil baik di musim pertamanya bersama tim senior Benfica, padahal usianya yang masih 18 tahun. Berdasarkan laman transfermarkt.com, musim lalu Joao Felix mencetak 15 gol dan 9 assist di Liga NOS. Walaupun catatan gol dan assist milik Joao Felix tersebut masih kalah dibandingkan beberapa rekan setimnya, statistik tersebut tetap saja mentereng. 

Selain karena statistiknya, Joao Felix menjadi terkenal juga karena gaya bermainnya. Biasa bermain sebagai No. 7 atau 10 di tim muda, membuat dia menjadi pemain yang teknikal, quick feet serta kreatif walaupun bermain di posisi striker. 

Joao Felix juga merupkan pemain yang ngotot dan pintar mencari posisi. Sehingga dia dapat dengan mudah menerima umpan dan crossing dari rekannya, PADAHAL dia bukanlah pemain yang besar, kuat ataupun cepat. 

Dengan keterampilannya mengolah si kulit bundar tersebut, Joao Felix pun kerap dibanding-bandingkan dengan nama-nama top seperti Rui Costa, Ronaldo dan Kaka. Namun menurut saya, dibandingkan nama-nama tersebut, gaya bermain Joao Felix lebih mirip Pablo Aimar, Idola Lionel Messi yang membawa Valencia berjaya diawal tahun 2000an.

Nah, sekarang kembali lagi ke masalah transfernya. Jadi, si Joao Felix ini, pemain 19 tahun yang masih belum terbukti konsistensinya dan "hanya" bermain di Liga Portugal, dihargai lebih tinggi dibandingkan seorang Eden Hazard di satu jendela transfer yang sama. Mau dilihat dari mana pun juga ya... ya... yaaa jelas kemahalan. 

Apa lagi dibandingkan dengan harga Frenkie De Jong dan Matthijs De Ligt yang berada di kisaran 75 juta euro, padahal duo youngster tersebut berperan penting untuk mengantarkan Ajax ke semifinal UCL dan Belanda ke final UEFA Nations League. Dari pembandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa Joao Felix benar-benar OVERPRICED!!!

Eh tapi-tapi kok, bisa ya Atletico Madrid melakukan blunder segitu dahsyatnya? Sampai-sampai menjadikan Joao Felix pemain termahal kelima sepanjang sejarah. Padahalkan, Atletico Madrid sebenarnya malah tim yang dikenal membeli pemain murah untuk kemudian dijual dengan harga mahal. 

Hmm, I'm no conspiracy theorist but kayaknya ada beruang dibalik pohon deh, hehe. Ok ok, jadi saya pun curiga bahwa sepertinya ada upaya dari pihak klub yang mau melakukan pembelian segila itu hanya untuk "memaksa" Simeone mengubah pendekatan taktiknya, yang tadinya sangat kaku menjadi lebih mengalir. 

Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Loko-AM2018_tren_(18).jpg
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Loko-AM2018_tren_(18).jpg
Mengapa demikian? Well, selama ini Atletico Madrid dikenal sebagai tim yang defensif. Saking defensifnya bahkan hanya ada tiga sampai empat orang pemain yang aktif selama menyerang dan itu pun lebih mengandalkan kemampuan individu. 

Untuk beberapa tahun pertama masa kepelatihan Simeone, taktik yang diterapkan tersebut dapat dibilang sukses. Hal tersebut dapat dilihat dari prestasi yang ditorehkan, seperti juara Europa League 2012, La Liga 2013, dan menjadi finalis Champions League pada tahun 2014 dan 2016. 

Namun, bagaimana selanjutnya? Penampilan Atletico Madrid semakin memburuk, bahkan walaupun sempat menjuarai Europa league di tahun 2018. Memburuknya penampilan Atletico Madrid disebabkan oleh menurunnya performa penyerang-penyerangnya. 

Dahulu, Atletico memiliki penyerang macam Radamel Falcao dan Diego Costa yang dapat single-handedly menaklukkan bek seperti Sergio Ramos dan Pepe sekaligus, atau pun sayap-sayap garang macam Raul Garcia dan Arda Turan. 

Sekarang, penyerang Atletico sudah tidak ada lagi yang seperti itu, bahkan di klub lain pun juga sudah jarang. Jadi, mau tidak mau perubahan sudah menjadi suatu keharusan, sehingga "pemaksaan" pun perlu dilakukan.

Dengan harga Joao Felix yang mahal, tentunya Diego Simeone ditekan untuk mengubah taktiknya untuk mengakomodasi gaya bermain dari Joao Felix. Dikarenakan Joao Felix merupakan playmaking forward, maka tentu Atletico butuh bermain dengan lebih banyak pemain untuk menyerang untuk memaksimalkan potensinya. 

Oleh karena itu, Simeone kurang lebih memiliki dua opsi, yaitu mengubah mentalitas permainannya menjadi lebih menyerang atau mengubah formasi untuk menambah jumlah penyerang. Dari kedua opsi tersebut, opsi kedua lebih feasible untuk dilakukan. 

Hal ini dikarenakan untuk menjalankan opsi pertama Atletico membutuhkan pemain sayap yang lebih banyak, akan tetapi yang terjadi malah Atletico menjual salah satu pemain sayap terbaiknya, yaitu Gelson Martins. 

Selain itu, Atletico juga memiliki stok gelandang tengah yang sangat melimpah, terlebih dengan kedatangan Marcos Llorente dan Hector Herrera. Dan juga, dengan melakukan opsi kedua, diharapkan Simeone dapat mengeluarkan kemampuan terbaik dari pemain-pemain potensial yang agak flop, seperti Thomas Lemar dan Angel Correa.

Jika benar Atletico akan mengubah formasinya, maka formasi 4-3-1-2 dan 4-3-2-1 patut dicoba. Untuk formasi 4-3-1-2, Joao Felix dapat diplot sebagai shadow striker di belakang dua striker utama yang mungkin ditempati Alvaro Morata dan Angel Correa. 

Sementara untuk formasi 4-3-2-1, Joao Felix dapat berduet dengan Thomas Lemar untuk menopang striker utama yang mungkin ditempati Diego Costa. Dalam menyerang Atletico dapat bermain dengan mengandalkan permainan passing pendek, mengingat pemain-pemainnya akan berada lebih berdekatan. Untuk bertahan, Atletico masih dapat menerapkan pendekatan taktiknya saat ini, tentu dengan beberapa penyesuaian.

Perubahan apa pun yang akan dilakukan Diego Simeone untuk mengakomodasi kedatangan Joao Felix harus dipikirkan dengan matang-matang. Kedatangan pemain muda dengan gaya bermain yang berbeda dengan kebanyakan pemain Atletico Madrid dengan harga yang terlampau mahal tentu akan menjadi ujian tersendiri bagi Simeone yang digadang-gadang sebagai salah satu pelatih terbaik saat ini.

Bienvenido Joao Felix, Bravo El Cholo dan Aupa Atleti!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun