Taliban yang berarti "siswa" dalam bahasa Pashtun muncul setelah mundurnya militan bersenjata Uni Soviet di Afghanistan pada tahun 1980. Awalnya, Taliban sangat diterima oleh masyarakat karena rasa aman yang mereka dapatkan dari Taliban untuk menjaga desa mereka.Â
Lama kelamaan, Taliban mulai mengambil kekuasaan di setiap kota di Afghanistan dengan janji keamanan. Setelah menguasai hampir satu negara, mereka pun mendeklarasikan pemerintahan baru berdasarkan ideologi mereka sendiri  yaitu pemerintahan Imarah Islam Afghanistan yang mengambil hak-hak perempuan sehingga menjadi kecemasan internasional.Â
Dukungan Pejabat Pakistan terhadap TalibanÂ
Setelah Taliban berhasil menguasai Kabul, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan bahwa Taliban dapat memutus rantai perbudakan di Afghanistan. Pernyataan Imran Khan ini didasari oleh tiga alasan, yaitu :Â
- Kepentingan Ideologis antara Pakistan dan TalibanÂ
Pakistan yang diciptakan pada tahun 1947 sebagai negara Muslim berpegang teguh kepada ajaran Islam. Mereka yakin, ajaran agama Islam dapat mempersatukan mereka yang sangat beragam. Memisahnya Pakistan Timur menjadi Bangladesh mendorong Pakistan membangun madrasah pengajaran Islam yang ketat di Pakistan Barat. Bahkan banyak pemimpin Taliban dilatih di sana.Â
- Perbatasan Garis DurandÂ
Pemisahan wilayah yang didominasi oleh Pashtun Pakistan terhadap Afghanistan ditolak keras oleh pemerintah Afghanistan. Kekhawatiran Pakistan ini dapat diredakan oleh pemerintahan Taliban karena mereka percaya Taliban akan lebih menekan ideologi Islam daripada identitas Pashtun.Â
- Ingin mendirikan pemerintahan yang Pro-Pakistan di AfghanistanÂ
Pakistan menuduh India dengan mengatakan bahwa India berusaha mengeksploitasi perbedaan etnis dan memecah negara Pakistan. Tetapi, India memiliki hubungan yang erat dengan pemerintahan Afghanistan sehingga Taliban dibutuhkan untuk ikut di sisi Pakistan.
Intervensi Pakistan terhadap Taliban saat iniÂ
Setelah melakukan hal berisiko, yaitu mendukung Taliban dan menghabiskan banyak uang. Taliban tidak memiliki perbedaan dengan pemerintahan Afghanistan sebelumnya, yaitu tidak menerima Garis Durand maupun keinginan Pakistan untuk mengambil wilayah itu secara fisik. Bahkan, Taliban pernah menolak tujuan Afghanistan yang ingin mendirikan Pashtunistan.Â
Di sisi lain, Taliban ternyata menjalin hubungan yang erat dengan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban) atau dikenal dengan TTP. TTP merupakan kelompok kecil militan Pashtun yang berjaga di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Kelompok ini bersimpati kepada Taliban hingga rela membunuh warga sipil mereka sendiri untuk Taliban. Menyadari adanya hubungan antara Taliban dan TTP ini, Jenderal Bajwa memperingati anggota parlemen Pakistan bahwa kelompok ini sama-sama berbahaya.Â
Hubungan yang mulai renggangÂ
Delapan bulan setelah Taliban berkuasa, kelompok TTP seringkali menyerang pasukan keamanan Pakistan sehingga situasi semakin genting dan tegang. Pada tanggal 21 April 2021, Pakistan melancarkan serangan udara di dalam Afghanistan yang akhirnya menewaskan warga sipil.Â
Terkait hal itu, Taliban memanggil utusan Islamabad di Kabul dan mengatakan Taliban akan membalas jika serangan itu terjadi kembali. Sebagai tanggapan, Pakistan memberikan protes kuat yang menyatakan bahwa Afghanistan merupakan wilayah yang digunakan kelompok teroris serta mengancam akan terlibat dalam aksi perbatasan lagi.Â
Serangan udara oleh Pakistan
Penggunaan serangan udara ke Afghanistan didasari rasa frustrasi Pakistan terhadap Taliban yang tidak menahan serangan TTP ke Pakistan. Setelah pemberian suaka politik de facto, TTP memiliki status politik yang membaik di Afghanistan dan secara rutin mengirim pasukan ke Pakistan. Setelah berbulan - bulan mengalami penurunan keamanan, Pakistan memiliki dua tujuan pemaksaan :Â
1. Mencegah adanya tindak lintas yang dikirimkan TTP, Pakistan menggunakan bom ke markas TTP di Afghanistan sebagai pesan bahwa tempat berlindung mereka di sana tidak seaman yang dapat mereka duga.Â
2. Adanya rencana untuk mengeluarkan serangan kejutan terhadap TTP agar mereka mempertimbangkan kembali pendekatan Taliban terhadap TTP. Hal ini didukung informasi bahwa masyarakat Afghanistan tidak menyukai tindakan militer yang ada di AfghanistanÂ
Tetapi, kegiatan ini dinilai berlebihan karena menewaskan rakyat sipil di Afghanistan; setidaknya ada 20 anak yang tewas dan itu bertentangan dengan klaim resmi Pakistan. Peluncuran serangan itu tampaknya tidak memberikan solusi apapun terhadap TTP, karena status pergerakan TTP di Afghanistan masih sama. Sebaliknya, sentimen anti-Pakistan di politik Afghanistan semakin melonjak.
Intervensi Pakistan terhadap hak perempuan di Afghanistan masa kini
Bilawal Bhutto Zardari, menteri luar negeri Pakistan, mendesak komunitas internasional untuk ikut andil dalam mengecam Taliban atas perampasan hak perempuan.Â
"Jika akses perbankan mereka akan ditutup, dana mereka akan ditutup -- Anda tidak hanya menghukum pemerintah di Afghanistan, Anda juga menghukum rakyat Afghanistan", kata Zardari.Â
Tidak hanya itu, Zardari mendesak Afghanistan untuk mengimplementasikan janji mereka tentang perlindungan hak perempuan yang mana janji ini juga ditujukan untuk komunitas internasional. Diketahui bahwa Afghanistan berjanji untuk meminta pengakuan internasional terhadap pemerintahan mereka.
(Referensi)
1. https://www.hrw.org/id/news/2023/09/08/afghanistan-talibans-gender-crimes-against-humanity
2. https://www.cfr.org/article/pakistans-support-taliban-what-know
3. https://medicamondiale.org/en/where-we-empower-women/afghanistan
4. https://www.britannica.com/event/Durand-Line
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H