bisnis. Dorongan inilah yang kemudian dikenal sebagai semangat kewirausahaan. Kewirausahaan atau wirausaha dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan istilah entrepreneurship. Menurut Joseph Schumpeter, wirausahawan adalah sosok yang berani mengubah tatanan ekonomi yang sudah ada dengan menciptakan hal-hal baru. Mereka bisa memperkenalkan produk atau jasa inovatif, membentuk model bisnis yang unik, atau bahkan menemukan cara baru untuk memanfaatkan sumber daya alam. Secara sederhana, kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan dan mewujudkan suatu visi, yang mengarah pada terciptanya suatu usaha.
Sejak zaman dahulu, manusia telah memiliki dorongan untuk berinovasi dan menciptakan peluangBerbicara mengenai usaha siapa pula yang tidak mengenal Peter Thiel? Seorang pengusaha, investor, dan aktivis politik berkebangsaan yang berasal dari Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri PayPal, perusahaan pembayaran online yang kemudian diakuisisi oleh eBay. Ia adalah pendiri Palantir Technologies, sebuah perusahaan perangkat lunak yang fokus pada analisis data besar dan ia merupakan investor awal di Facebook dan telah mendukung sejumlah startup sukses lainnya melalui Founders Fund.
Keberhasilan Peter Thiel dalam dunia bisnis tidak hanya ditentukan oleh ide-ide briliannya, tetapi juga oleh karakteristik unik yang dimilikinya sebagai seorang wirausahawan. Sikap dan kepribadian tentu menjadi fondasi bagi keberhasilan seorang wirausahawan. Lebih dari sekadar ide bisnis yang cemerlang, karakteristik unik inilah yang sering kali membedakan antara seorang pengusaha sukses dan yang lainnya. Sikap dan kepribadian yang harus dimiliki oleh wirausahawan yang disebutkan Peter Thiel dalam bukunya Zero to one: Notes on startups, or how to build the future adalah:
- Percaya Diri dan Gigih
Wirausaha yang sukses adalah mereka yang percaya diri. Kepercayaan diri ini akan mendorong kita untuk aktif memasarkan produk dan berani mengambil risiko untuk memulai bisnis. Cara meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan bersyukur dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dengan kegigihan, seorang wirausahawan dapat mengatasi segala rintangan dan mencapai kesuksesan dalam bisnisnya
- Berorientasi pada Masa Depan
Karakteristik wirausahawan yang terakhir adalah selalu memiliki orientasi ke masa depan. Menjadi seorang wirausahawan artinya juga selalu mampu berpikir untuk situasi yang akan datang. Misalnya, dengan mencari peluang untuk menciptakan bisnis yang lebih sukses di masa yang akan datang.
- Berani Mengambil Resiko
Berani mengambil resiko adalah bagian tak terpisahkan dari jiwa kewirausahaan. Meskipun penuh dengan ketidakpastian, risiko yang diambil secara bijaksana dapat membawa hasil yang luar biasa. Keberanian mengambil resiko juga perlu didukung oleh perhitungan yang matang, sehingga tidak sekedar modal nekat. Semakin baik seseorang membuat pertimbangan, maka resiko akan semakin bisa terantisipasi.
- Memiliki Rencana
“When you fail to plan, you plan to fail”. Peter sangat meyakini pentingnya perencanaan bagi sebuah startup. Startup yang tidak memiliki rencana sama saja seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu harus berlayar ke mana. Meski rencana tersebut belum sempurna, memiliki rencana tetap lebih baik daripada tidak sama sekali.
- Keorisinilan dan Kreativitas
Startup harus selalu menghadirkan sesuatu yang segar dan berbeda. Jika tidak ada produk atau layanan baru yang ditawarkan, maka startup tersebut tidak akan memiliki keunikan yang membedakannya dari bisnis lainnya. Kreativitas memungkinkan wirausahawan untuk mengembangkan produk yang berbeda dari yang ada di pasaran dan memanfaatkan peluang dengan lebih efektif. Oleh karena itu, Peter mendorong agar tim startup terus berinovasi dan berpikir kreatif untuk menciptakan hal-hal baru.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, passion menjadi kompas yang memandu para wirausahawan untuk mencapai tujuan mereka. Menemukan minat berwirausaha bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti hobi atau minat pribadi. Dengan begitu, kita akan lebih termotivasi dan bersemangat untuk membangun bisnis yang sukses. Passion dapat muncul dengan cara memulai usaha dari bidang yang disukai, dibutuhkan atau sesuai dengan concern (kepedulian utama). Misalnya orang yang suka membuat roti, bisa mulai dengan usaha roti, sehingga walaupun belum bisa mengeruk untung besar, setidaknya bisa menyalurkan hobi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun minat berwirausaha dengan mengenali dampak positif dari wirausaha diantaranya ; menambah penghasilan , lebih bebas berekspresi, menjadi pimpinan, pembuat aturan, bisa bekerja dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel dan dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif.
Ide-ide kreatif adalah bahan baku utama dalam membangun sebuah bisnis. Namun, tanpa adanya inovasi untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, maka bisnis tersebut akan sulit berkembang. Untuk unggul dalam dunia bisnis yang kompetitif, para wirausaha harus terus berinovasi. Dengan menciptakan produk atau jasa yang berbeda dan lebih baik, mereka dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen dan meraih keunggulan kompetitif. Kreativitas dan inovasi dalam membangun bisnis yang sukses antara lain adalah memikirkan ide-ide baru dan asli. Hal ini berarti menciptakan produk, layanan, atau model bisnis yang belum pernah ada sebelumnya. Selain menciptakan tentu perlu menemukan solusi baru untuk masalah lama dengan sudut pandang baru dan mengembangkan solusi yang lebih baik daripada yang sudah ada. Paling utama adalah berani mengambil resiko sehingga menjadi wirausahawan yang tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan keluar dari zona nyaman. Apple, Google, dan Facebook adalah beberapa contoh perusahaan yang berhasil melalui kreativitas dan inovasi. Perusahaan-perusahaan ini telah menciptakan produk dan layanan baru yang telah mengubah cara kita hidup dan bekerja.
Tantangan dan peluang selalu berdampingan dalam dunia kewirausahaan. Faktor-faktor tertentu dapat menjadi pendorong utama menuju kesuksesan, sementara yang lainnya justru menjadi penghambat.
Kunci sukses memulai usaha ala Thiel adalah menciptakan bisnis/produk yang dapat memonopoli pasar
Pertama, start with little. Fokus di pasar yang kecil kemudian ciptakan dominasi di pasar tersebut. Pasar yang kecil cenderung memiliki persaingan yang lebih rendah, sehingga lebih mudah bagi startup untuk mendapatkan perhatian dan pangsa pasar. Kedua, scale up. Setelah berhasil mendominasi pasar yang kecil, lakukan scale up (tingkatkan ke skala yang lebih besar dan lebih luas). Scale up memungkinkan bisnis untuk tumbuh lebih besar dan mencapai potensi pendapatan yang lebih tinggi. Ketiga, don’t disrupt. Jangan mendisrupsi pasar dengan melawan kompetitor besar. Hindari kompetisi. Alih-alih secara langsung menantang pemain besar, startup bisa mencari celah atau peluang lain yang belum terpenuhi. Contohnya adalah PayPal sebagai alat pembayaran online tidak melawan Visa, justru malah saling berkolaborasi. Win-win solution, baik PayPal maupun Visa sama-sama mendapatkan keuntungan dari kemitraan ini.
Cara untuk melindungi monopoli ala Peter Thiel yaitu:
- Proprietary Technology
Proprietary technology adalah teknologi yang dimiliki secara eksklusif oleh suatu perusahaan atau individu. Ini berarti bahwa teknologi tersebut tidak dapat diakses atau digunakan oleh pihak lain tanpa izin atau lisensi resmi. Manfaatnya adalah mencegah pesaing dari meniru produk atau layanan, memungkinkan perusahaan untuk mengenakan harga premium dan membuat perusahaan menjadi lebih menarik bagi investor.
- Network Effect
Nilai suatu produk atau layanan meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang menggunakannya. Dalam konteks startup, efek jaringan ini bisa menjadi kekuatan pendorong utama pertumbuhan dan keberhasilan. Platform media sosial:Facebook, Instagram, atau TikTok. Marketplace online: Seperti eBay atau Shopee. Aplikasi pesan instan: Seperti WhatsApp atau Telegram.
- Economies of Scale
Keuntungan biaya yang diperoleh oleh sebuah bisnis ketika ukuran bisnis tersebut bertambah besar. Semakin banyak suatu perusahaan memproduksi, semakin rendah biaya produksi per unitnya.
Faktor penghambat dalam kewirausahaan adalah merasa kesulitan atau tidak yakin dalam menentukan jenis usaha yang ingin dijalankan. Hal ini seringkali terjadi karena adanya banyak pilihan, pertimbangan yang kompleks, atau kurangnya informasi yang cukup. Kemudian, modal yang terbatas seringkali menjadi kendala dalam memulai usaha. Kita harus memilih jenis usaha yang sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Tak hanya itu, penghambat bisnis berkembang bisa datang dari diri sendiri karena tidak jujur.Jiika seorang pengusaha tidak jujur dalam memberikan informasi produk atau layanan, atau bahkan melakukan penipuan, maka pelanggan akan kehilangan kepercayaan dan tidak akan kembali lagi. Hal ini akan berdampak pada penurunan omzet dan reputasi bisnis. Tindakan ini dapat merusak reputasi perusahaan dalam waktu yang sangat singkat. Terakhir rekan bisnis yang tidak tepat dapat menyebabkan kehancuran bisnis. Hal ini dikarenakan munculnya konflik karena perbedaan visi, prioritas, cara kerja, atau pembagian keuntungan yang tidak seimbang.
Keuntungan yang besar bisa diraih, tetapi juga harus siap menghadapi kerugian yang tak terduga.
Salah satu keuntungan menjadi wirausaha adalah kebebasan untuk berkreasi dan mengatur bisnis sendiri. Namun, kebebasan ini datang dengan tanggung jawab yang besar. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan, mengelola risiko, dan mengatur keuangan. Disiplin dalam mengelola keuangan, terutama dengan memisahkan keuangan pribadi dan usaha, adalah kunci keberhasilan dalam berwirausaha. Berwirausaha identik dengan resiko kegagalan. Kehidupan wirausaha penuh dengan ketidakpastian, terutama dalam hal pendapatan. Mereka harus siap menghadapi fluktuasi pendapatan yang signifikan dan risiko tinggi seperti gagal usaha atau bangkrut. Jam kerja yang tidak menentu dan tuntutan untuk selalu siap melayani pelanggan menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Selain itu, wirausahawan juga harus pandai mengelola keuangan, baik untuk kepentingan pribadi maupun bisnis. Beban tanggung jawab yang besar, baik terhadap diri sendiri, keluarga, karyawan, hingga negara, menuntut mereka untuk memiliki pengetahuan yang kuat dalam mengantisipasi risiko dan kegagalan usaha. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang kewirausahaan sejak dini sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia bisnis.
Memulai usaha sendiri adalah impian banyak orang. Namun, perjalanan menuju kesuksesan bisnis membutuhkan perencanaan yang matang dan langkah-langkah yang sistematis.