Mohon tunggu...
Aqiilah Syifaa
Aqiilah Syifaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - 201950474

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Penerapan Risk Management dan Budaya Risiko dalam Menghadapi Krisis Ekonomi

18 September 2021   19:47 Diperbarui: 18 September 2021   20:05 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri yang namanya risk management adalah suatu hal yang penting dan tidak dapat dihilangkan. Risk management sangat berfungsi dalam semua aspek kehidupan seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, masyarakat, maupun bernegara.

Risk management adalah suatu cara bagaimana mengatur dan menghadapi juga mengelola suatu risiko.

Di dalam risk management terdapat suatu kata yang sering didengar yaitu "budaya risiko". Budaya risiko adalah suatu bagian yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dalam risk management. 

Budaya risiko adalah suatu hal yang terbentuk tidak bisa hanya dengan perorangan tetapi harus dengan sekelompok orang yang memiliki dan ingin mencapai goal atau tujuan yang sama dan menyadari akan risiko-risiko yang akan dihadapi oleh mereka sehingga mereka dapat meminimalisir risiko tersebut.

Sama seperti risk management, budaya risiko yang merupakan bagian dari risk management juga memiliki peran penting dalam semua bidang kehidupan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang ekonomi.

Salah satu kasus yang berhubungan dengan bidang ekonomi adalah pada kejadian krisis ekonomi yang dapat kita lihat dan rasakan belum lama ini, yaitu krisis ekonomi pada  tahun 2020 yang faktor terjadinya salah satunya adalah karena munculnya pandemi virus corona yang mana hal tersebut berdampak pada perekonomian indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri pada tahun 2020 pengalami penurunan hingga minus 2,07% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2019 yang mencapai 4,97%. Selain itu pada kuartal IV 2020 ekonomi Indonesia juga mengalami penurunan mencapai minus 2,19%. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, hal ini menjadi catatan terburuk sejak krisis moneter tahun1998.

Krisis ekonomi adalah suatu kejadian dimana menurunnya perekonomian suatu negara  secara drastis yang mana dapat dilihat dari beberapa faktor :

Satu, banyaknya perusahaan yang tutup yang mana dapat mengakibatkan banyaknya jumlah pengangguran di negara tersebut.

Dua, pengurangan karyawan yang drastis dan menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan di negara tersebut.

Tiga, berkurangnya konsumsi dan penjualan dalam negeri baik penjualan dalam negeri maupun ke luar negeri (ekspor) karena adanya pembatasan aktivitas (lockdown) di suatu negara.

Oleh karena itu dalam hal ini sangat diperlukan yang namanya Risk management dan juga budaya risiko yang berguna untuk meminimalisir risiko tersebut.

Pemerintah dan perusahaan di negara tersebut khususnya di Indonesia harus dapat mengkaji dan dapat mengidentifikasi permasalahan dan risiko apa yang mungkin akan terjadi. 

Dalam hal ini perusahaan di Indonesia memfokuskan diri dalam Risk Management dengan melihat dan melakukan pengamatan apa yang mungkin dapat di hindari dan solusi apa yang harus segera diambil perusahaan untuk mengatasi Risiko tersebut. 

Meskipun risiko tersebut tidak dapat dihindari sepenuhnya, dengan adanya Risk Management suatu perusahaan dapat menentukan cara terbaik apa yang mungkin dapat dilakukan perusahaan guna menghadapi risiko tersebut.

Risk management juga dapat berguna untuk pencegahan jangka panjang dengan menetapkan suatu standar dan perumusan terhadap permasalahan apa saja yang dialami perusahaan.

Selain itu, budaya risiko juga turun memiliki peran penting yang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya krisis yang berkelanjutan atau dampak yang di timbulkan semakin besar. Penerapan budaya risiko yang baik dapat membuat perusahaan menjadi lebih sigap dalam mengahadapi risiko yang mungkin akan terjadi. Sebab seperti yang kita tahu bahwa Krisis moneter juga pernah terjadi di Indonesia, salah satu yang paling parah adalah krisis moneter pada tahun 1998.

Pemerintah dan juga perusahaan dapat menganalisis dan mengamati solusi dan cara apa yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak krisis moneter tersebut. Dengan adanya budaya risiko artinya perusahaan memiliki kode etik dan peraturan yang wajib diikuti oleh setiap karyawannya dalam perusahaan. 

Karyawan atau pekerja tersebut dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan dapat memudahkannya dalam mengkomunikasikan risiko tersebut dan membahasnya secara menyeluruh hingga seluruh jajaran perusahaan baik dari jabatan tertinggi ingga terendah dapat mengetahui ketika kemungkinan risiko tersebut akan muncul dan segera melakukan antisipasi secara menyeluruh. Karena seperti yang kita tahu bahwa budaya risiko tidak dapat diterapkan jika hanya dengan perorangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun