Mohon tunggu...
Aqiilah Syifaa
Aqiilah Syifaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - 201950474

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Penerapan Risk Management dan Budaya Risiko dalam Menghadapi Krisis Ekonomi

18 September 2021   19:47 Diperbarui: 18 September 2021   20:05 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu dalam hal ini sangat diperlukan yang namanya Risk management dan juga budaya risiko yang berguna untuk meminimalisir risiko tersebut.

Pemerintah dan perusahaan di negara tersebut khususnya di Indonesia harus dapat mengkaji dan dapat mengidentifikasi permasalahan dan risiko apa yang mungkin akan terjadi. 

Dalam hal ini perusahaan di Indonesia memfokuskan diri dalam Risk Management dengan melihat dan melakukan pengamatan apa yang mungkin dapat di hindari dan solusi apa yang harus segera diambil perusahaan untuk mengatasi Risiko tersebut. 

Meskipun risiko tersebut tidak dapat dihindari sepenuhnya, dengan adanya Risk Management suatu perusahaan dapat menentukan cara terbaik apa yang mungkin dapat dilakukan perusahaan guna menghadapi risiko tersebut.

Risk management juga dapat berguna untuk pencegahan jangka panjang dengan menetapkan suatu standar dan perumusan terhadap permasalahan apa saja yang dialami perusahaan.

Selain itu, budaya risiko juga turun memiliki peran penting yang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya krisis yang berkelanjutan atau dampak yang di timbulkan semakin besar. Penerapan budaya risiko yang baik dapat membuat perusahaan menjadi lebih sigap dalam mengahadapi risiko yang mungkin akan terjadi. Sebab seperti yang kita tahu bahwa Krisis moneter juga pernah terjadi di Indonesia, salah satu yang paling parah adalah krisis moneter pada tahun 1998.

Pemerintah dan juga perusahaan dapat menganalisis dan mengamati solusi dan cara apa yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak krisis moneter tersebut. Dengan adanya budaya risiko artinya perusahaan memiliki kode etik dan peraturan yang wajib diikuti oleh setiap karyawannya dalam perusahaan. 

Karyawan atau pekerja tersebut dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan dapat memudahkannya dalam mengkomunikasikan risiko tersebut dan membahasnya secara menyeluruh hingga seluruh jajaran perusahaan baik dari jabatan tertinggi ingga terendah dapat mengetahui ketika kemungkinan risiko tersebut akan muncul dan segera melakukan antisipasi secara menyeluruh. Karena seperti yang kita tahu bahwa budaya risiko tidak dapat diterapkan jika hanya dengan perorangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun