Pada situasi Pendidikan kewarganegaraan memiliki sasaran khusus dan sangat eksklusif Ketika menghasilkan sasaran edukasi yang maksimal, yaitu menjadi pintar dan menjadi warganegara yang baik, memaksimalkan pembelajaran baik disekolah ataupun ditingkat perkuliahan, pasti menciptakan armada pengajar yang pintar dan bisa menularkannya kepada peserta didiknya.
Penting untuk memperhatikan konsep meningkatkan dan mengembangkan, edukasi tak hanya saja yang berhubungan dengan kecerdasan materi, namun bisa juga berbicara tentang pembangunan kepribadian yang sesuai pada normalnya, kewarganegaraan, yang berbudi luhur, bila semua warga Indonesia telah berbudi luhur atau bernilai, maka kehidupan bangsa Indonesia akan damai, tentram, dan sejahtera.
Kedua, bagian memaksimalkan pada bidang pengkajian, tri dharma perkuliahan yang dimakasud seperti fungsi mahasiswa bisa menjadi figur yang mana tak jauh dengan wilayahnya, baik pada ranah kealaman, ataupun ranah sosial. Dengan begini, mahasiswa bisa berbaur, mendalami, menganalisa dan memperbaiki problem yang terdapat di wilayah dengan cara pengkajian.
Penelitian atau pengkajian yang dimaksud adalah memiliki sasaran sehingga terbentuknya integritas materi yang didapat, dengan validitas dikehidupan real, jika menemukan persoalan itu merupakan fungsi ilmu, untuk diimplementsikan, memberi solusi pada permasalahan dalam masyarakat.
penelitian atau pengkajian wajib menjadi tempat untuk mahasiswa yang memahami segala desas-desus dan problem, dan memberi jalan pintas dengan data dan fakta hasil pengkajian atau penelitian yang ditemukan. Hubungan antara Pendidikan kewarganegaraan, mengiptimalisasikan pengkajian yang diinginkan  yakni terbentuknya mahasiswa yang solutif atau dapat memecahkan masalah.
Pemahaman yang bijaksana menjadikan mahasiswa tidak terpaku pada kebutuhan politik sejenak, terlebih mau menuangkan pemikirannya berpaut dengan partai politik. penelitian atau pengkajian hakikatnya penggunaan data untuk menyelesaikan problem sosial, ini merupakan fungsi mahasiswa sebagai penghubung suara rakyat dalam menyelesaikan problem.
Ketiga, fungsi memaksimalkan mahasiswa berwujud pengabdian Tri Dharma Perguruan tinggi, kolaborasi sosial yang hanya dilakukan dalam lingkungan sekolah. Jangkauannya sangat sempit bila mahasiswa hanya mendapatkan Pendidikan hanya dilingkungan, dikendalikan oleh alama, peluang yang besar, untuk mahasiswa aktif, materi keilmuwan dapat diimplemetasikan dengan bentuk pengabdian kepada masyarakat luar sehingga skill mahasiswa menjadi matang.
Sasaran dalam pengabdian kepada masyarakat hakikatnya ialah membina para mahasiswa yang sudah cakap dalam berkomunikasi, bersosial, terlebih sebagai pemimpin yang bisa merubah sosial menjadi lebih baik. ilmu yang tidak bisa ditemukan didalam kelas, suatu saat nanti mahasiswa akan Kembali pada wilayah masyarakat, dengan itu, persiapan seperti ini sangat diperlukan, agar terbentuknya karakter leadership.
bila fungsi Pendidikan dan penelitian sudah maksimal dalam aplikasinya, maka hasil dari ini adalah mewujudkan melalui pengabdian pada masyarakat. fungsi pendidikan sebagai perubahan nilai-nilai ilmiah membentuk pengajaran yang sudah matang, matang secara keilmuwan maupun matang secara aplikatif, seperti penetapan ketentuan.
Setelah Pendidikan, lahir fungsi yang semakin rumit, yaitu pengkajian. Sikap bijaksana mahasiswa ketika mengukur, mempertimbangkan isu atau problem dengan bijak, diharapkannya agar hasil dari pengkajian tersebut dapat memberi jawaban segala problem yang ada, semua berdasarkan data, ini merupakan dasar dari kritis dan solutif.
tingkatan akhir Tri Dharma pada dunia perkuliahan  disebut dengan hasil kolaborasi edukasi dan pengkajian, maka semua pengabdian bentuk apapun didasari dengan Pendidikan peneliti. mahasiswa merupaka benang, penggerak dalam perubahan sosial.